Kisah Korban Banjir di Bantargebang Tak Bisa Berenang, Selamatkan Diri di Pohon Ceri Selama 6 Jam
Umay Saman (59), warga Bantargebang korban banjir yang berusaha bertahan menyelamatkan diri di pohon ceri.
Editor: Anita K Wardhani

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Bantargebang merupakan satu dari sekian banyak wilayah di Kota Bekasi yang terkena dampak banjir besar yang terjadi sejak tiga hari lalu.
Kawasan di Bantargebang yang terdampak banjir notabene adalah daerah yang dekat dengan aliran Sungai Cileungsi. Luapan air kali membuat pemukiman di sekitarnya terendam.
Seperti yang dialami Umay Saman (59), warga yang tinggal di Jalan Pangkalan I, RT02, RW26, Kelurahan Bantargebang, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi.
Rumahnya yang berada tidak jauh dari bantaran kali terendam hampir sekitar dua meter lebih. Ia bahkan sempat mengevakuasi diri ke sebuah pohon ceri samping rumah demi bertahan hidup.
"Saya sama istri saya waktu kejadian, jadi rumah saya itu kan toko kusen sama warung makan, di situ saya tinggal berdua aja," kata Umay kepada TribunJakarta.com, Jumat, (3/1/2020).
Musibah ini muncul ketika hujan deras terjadi sejak malam tahun baru hingga dini hari. Kala itu, air Sungai Cileungsi dekat kediaman rumahnya nampak naik.
Baca: Kaget Pulang Liburan Rumahnya Banjir, Barang Ludes, Eko Patrio Ajak Keluarga Mengungsi ke Apartemen
Baca: Korban Banjir Butuh Makanan Bergizi, Hindari Memberi Mi Instan, Susu dan Roti, Lebih Sehat Singkong
Umay bukan tidak tahu kalau banjir akan segera melanda, dia kemudian bergegas menyelamatkan barang-barang berharta miliknya agar tidak terendam banjir.
"Barang-barang saya naikin, kusen di tempat saya kerja saya iket-iketin biar enggak ke bawa banjir," ujarnya.
Namuan, derasnya luapan air sungai rupanya tidak bisa diprediksi. Air dengan cepat masuk memenuhi seisi ruangan tempat tinggalnya.
Umay dan sang istri bernama Rani (43), langsung berusaha mengevakuasi diri dengan naik ke atas meja bersama-barang berharga miliknya.
"Cuma saya enggak nyangka, air naik cepet banget, saya pertama naik di kursi, saya bilang istri udah di sini aja dulu, cuma lama-lama makin naik air, terus saya suruh dia naik ke meja buat biasa orang makan," jelas dia.
Dalam hitungan jam, air terus mengalami peningkatan yang sangat drastis, dia dan sang istri terjebak di dalam rumah.
Umay mengaku berusaha keluar dengan membawa sang istri. Perlahan air yang sudah hampir menyentuh langit-langit rumah membuatnya kesulitan.