Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

5 Fakta Baru Gedung Roboh di Slipi, Tak Miliki IMB & Usaha, Temuan Puslabfor, hingga Warga Mengungsi

Robohnya bangunan di kawasan Slipi, Jalan Brigjen Katamso, Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat, Senin (6/1/2020) mengungkap fakta baru.

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in 5 Fakta Baru Gedung Roboh di Slipi, Tak Miliki IMB & Usaha, Temuan Puslabfor, hingga Warga Mengungsi
KOMPAS.com/ BONFILIO MAHENDRA WAHANAPUTRA LADJAR
Gedung roboh di Jalan Brigjen Katamso, Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat, Senin (6/1/2020) pagi. 

TRIBUNNEWS.COM - Robohnya bangunan di kawasan Slipi, Jalan Brigjen Katamso, Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat, Senin (6/1/2020) kemarin mengungkap fakta baru.

Diketahui, bangunan gedung tersebut terdiri empat lantai.

Lantai dasar digunakan untuk sebuah minimarket waralaba.

Sementara itu lantai dua dan tiga digunakan untuk mess karyawan.

Sedangkan lantai empat tidak digunakan.

Berikut beberapa fakta baru yang dihimpun Tribunnews:

1. Tak Miliki IMB dan Izin Usaha

Ruko roboh di Slipi Jaya
Ruko roboh di Slipi Jaya (Twitter resmi Dinas Penanggulangan Kebakaran Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta)
Berita Rekomendasi

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) DKI Jakarta, Benny Chandra mengatakan bangunan tersebut merupakan gedung lama.

Benny mengungkapkan bangunan tersebut tidak memiliki izin mendirikan bangunan (IMB).

Selain itu, izin untuk menggelar kegiatan usaha juga tidak dimiliki.

"Enggak ada izinnya sama sekali di data DPMPTSP."

"Enggak ada di PTSP (izinnya) Itu bangunan lama," kata Benny dikutip dari Tribun Jakarta.

2. Pelapukan Lebih dari 3 Tahun


Kepala Bidang Balistik dan Metalurgi Forensik (Balmetfor)  Puslabfor Polri, Kombes Pol Ulung Kanjaya
Kepala Bidang Balistik dan Metalurgi Forensik (Balmetfor) Puslabfor Polri, Kombes Pol Ulung Kanjaya (TRIBUNJAKARTA.COM/ELGA HIKARI PUTRA)

Sementara itu penyebab robohnya bangunan tersebut diduga kuat karena pelapukan.

Kepala Bidang Balistik dan Metalurgi Forensik (Balmetfor) Puslabfor Polri, Kombes Pol Ulung Kanjaya menyebut proses korosi atau pelapukan bangunan akibat perkaratan besi rangka.

Pelapukan tersebut diungkapkan Ulung sudah berlangsung lama.

"Sudah cukup lama karena lihat dari bentuk korosinya sampai separuh baja itu sudah kemakan," kata Ulung kepada wartawan di lokasi gedung ambruk, Selasa (7/1/2020) dilansir Tribun Jakarta.

Ulung memperkirakan pelapukan sudah berlangsung lebih dari tiha tahun.

"Bisa di atas tiga tahun," ucapnya.

3. Rangka Bangunan Sudah Berubah Bentuk

Gedung 4 lantai di Slipi Jakarta roboh, Senin (6/1/2020)
Gedung 4 lantai di Slipi Jakarta roboh, Senin (6/1/2020) (twitter/Kantor SAR Jakarta)

Sementara itu, saking lamanya pelapukan tersebut, Ulung menyebut besi rangka pada bangunan yang kini digunakan minimarket itu sudah mengalami deformasi atau berubah bentuk.

"Ada dari kita menemukan di sambungan daripada besi bajanya itu telah alami korosi yang hampir separuhnya. Itu mengakibatkan deformasi karena beban yang besar dia deformasi melengkung sehingga dalam keadaan tidak kuat, maksimum dia runtuh di sebelah ujung," paparnya.

Curah hujan yang tinggi menurut Ulung semakin membuat bangunan lapuk dan tak kuat menampung beban.

"Ditambah dengan curah hujan, yang mungkin air itu akan (karena) strukturnya tidak baik dalam hal airnya sehingga ada air yang terjebak. Itu menambah beban dari struktur," jelasnya.

4. Saluran Air Tersumbat

Gedung empat lantai di kawasan Slipi ambruk pada Senin (6/1/2020), penuturan saksi mata hingga identitas korban.
Gedung empat lantai di kawasan Slipi ambruk pada Senin (6/1/2020), penuturan saksi mata hingga identitas korban. (KOMPAS.com Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar / TRIBUNJAKARTA.com Elga Hikari Putra)

Sementara itu karyawan minimarket yang menyewa gedung tersebut, Ari (22), mengaku lantai empat gedung tersebut sering mampet.

Hal tersebut mengakibatkan timbulnya genangan.

"Sebelumnya emang sudah sering bocor, tapi di lantai atasnya aja, enggak sampai ke ruko," kata Ari dilansir Tribun Jakarta.

Ari menyebut, akibat tersumbatnya saluran, genangan air tersebut bahkan mencapai hampir semata kaki.

"Tampungan airnya ini emang kurang bagus, sudah ada genangan diatas pas banjir itu sekitar hampir semata kaki. Makanya pas tadi runtuh banyak air yang turun dari atas," kata Ari.

5. Warga Sekitar Sempat Mengungsi

Warga sekitar gedung ambruk memilih mengungsi lantaran takut tempat tinggalnya tertimpa reruntuhan.
Warga sekitar gedung ambruk memilih mengungsi lantaran takut tempat tinggalnya tertimpa reruntuhan. (TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra)

Dikabarkan puluhan warga yang berada di belakang dan samping gedung roboh tersebut harus mengungsi sementara dari tempat tinggalnya.

Warga tersebut ialah warga yang berada di Jalan Tali RT 006 dan RT 004 RW 009 Kelurahan Kota Bambu Selatan.

Warga khawatir sisa bangunan yang belum diratakan seluruhnya akan menimpa tempat tinggal mereka.

Reruntuhan gedung yang roboh tersebut pun terlihat berceceran di beberapa rumah warga yang terletak berdekatan dengan gedung.

Diketahui, hingga Selasa (7/1/2020) jalan Tali masih ditutup dengan garis polisi.

"Dari kemarin sudah ngungsi karena kita takut nanti ada roboh lagi," ucap Suratman, warga RT 004 RW 009 Kota Bambu Selatan, Palmerah, Selasa (7/1/2020) dilansir TribunJakarta.com.

Suratman kembali sementara ke rumah untuk mengambil barang yang diperlukan.

Suratman mengaku takut tinggal di rumahnya sebab gedung tersebut belum sepenuhnya diratakan.

"Tapi sekarang lagi ambilin barang-barang yang diperluin karena kita masih takut soalnya belum semuanya diratakan," kata Suratman.

Bahkan hinggal pukul 14.00 WIB, semakin banyak warga yang mengungsi.

Sebab saat diguyur hujan, sisa bangunan sempat kembali runtuh dan mengagetkan warga.

Para warga langsung pada berlarian dari tempat tinggalnya lantaran bunyi material yang jatuh cukup kencang.

Sementara itu warga yang tinggal di jarak sekira 50 meter dari gedung pun ikut was-was dan mengungsi.

Mereka memindahkan sepeda motor dan barang-barangnya ke rumah kerabat atau tetangganya yang lokasinya cukup jauh dari gedung ambruk.

Dikabarkan, gedung ini akan dirobohkan secara total.

Sebelumnya diberitakan kondisi gedung ini sudah tidak layak.

(Tribunnews.com/Wahyu Gilang Putranto) (TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas