33 Emak-emak Berpakaian Oranye Berdemo di Depan Balai Kota DKI Jakarta
Sekelompok massa yang didominasi emak-emak berbaju oranye berunjuk rasa di depan Gedung Balai Kota DKI
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekelompok massa yang didominasi emak-emak berbaju oranye berunjuk rasa di depan Gedung Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (29/1/2020) sore.
Bermodal ikat kepala, mobil pengeras suara, dan bendera merah-putih yang diikat di bambu, sekelompok emak-emak ini lantang menyampaikan aspirasinya.
Menamakan aksinya The Power of Orange Movement, 33 orang emak-emak ini berniat melengserkan Anies Baswedan dari jabatan Gubernur DKI Jakarta.
Jika tidak mau dilengserkan, mereka menuntut Anies Baswedan mundur dari jabatannya dengan penuh kesadaran.
"Jangan dilengserkan, biarkan dia mengundurkan diri dengan terhormat. Lebih baik mengundurkan diri daripada dipecat, malu mukanya ditaruh mana Anies. Ini demi rakyat Jakarta," kata seorang orator di atas mobil komando.
Baca: Selain Tak Ada Izin, DPRD DKI juga Temui Kejanggalan pada Revitalisasi Monas, Ancam Lapor Polisi/KPK
Mereka beranggapan Anies Baswedan sudah gagal mengawal APBD yang notabene berasal dari uang rakyat Jakarta.
Anies Baswedan juga dianggap melakukan pemborosan karena membayar gaji Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) yang berjumlah 50 orang menggunakan uang APBD DKI.
Selain itu, Anies Baswedan pun dinilai gagal menanggulangi banjir yang tercermin dari tergenangnya kawasan Monas saat hujan lebat mengguyur Jakarta.
Revitalisasi Monas selatan juga jadi sasaran kesalahan.
Baca: 3 Restoran Legendaris di Jakarta Pusat Sejak 1960-an, Cocok Bersantap Bersama Keluarga
Ia dinilai sudah mengubah-ubah konsep kawasan Monas berdasarkan versinya sendiri tanpa melibatkan pihak pemerintah pusat.
Padahal menurut mereka Monas adalah tugu nasional dan merupakan ikon Indonesia.
Tak berhenti di sana, sekelompok emak-emak ini turut menyinggung kenapa Anies dicopot dari menteri pendidikan dan kebudayaan pada 2016 silam.
Baca: Mensesneg Minta Stop Revitalisasi Monas, Kontraktor Akui Belum Diperintah Pemprov DKI
Mereka menilai pemecatannya karena Anies tidak mampu mengurus masalah yang mendera saat itu.
"Pantes dipecat jadi menteri pendidikan," ungkap orator.
Kelompok emak-emak ini meminta berbagai pihak tidak memandang remeh aspirasi mereka, apalagi soal jumlah orang yang ikut aksi hari ini.
"Walaupun jumlah kita sedikit tapi banyak yang mendengar sambil wara-wiri. Tolong jangan dipikir kita sedikit, kita unity bersatu," imbuhnya.