30 Tahun Berjuang Mengadu Nasib di Ibu Kota, Dedi Ikhlas Kehilangan Seluruh Jarinya di Tangannya
Terhitung sudah lebih dari 30 tahun lamanya, ia mengadu nasib hingga ke pinggir Ibu Kota usai jari-jari di tangannya terbakar.
Editor: tribunjakarta.com
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Usai kebakaran, Rohadi Dedi (79) lanjutkan hidup menjadi penjual ikan keliling.
Dedi, sapaannya merupakan warga Kampung Raden, Jatisampurna, Bekasi.
Terhitung sudah lebih dari 30 tahun lamanya, ia mengadu nasib hingga ke pinggir Ibu Kota usai jari-jari tangannya terbakar.
Diceritakannya, kehidupan Dedi dulunya terbilang enak.
Ia memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap.
Meskipun gaji perbulan yang diterimanya tak seberapa, ia selalu membanggakan pekerjaannya kala itu.
"Saya pernah jadi Pasukan Gerak Tjepat Angkatan Udara (PGT). Kemudian saya keluar dan menjadi penjaga pintu air," katanya kepada TribunJakarta.com, Kamis (13/2/2020).
Namun, tepat di tahun 1986, ia terpaksa berhenti dari semua pekerjaannya.
Istrinya, Nama yang kala itu sedang ngidam anak pertamanya, tiba-tiba saja ingin makan lindung.
"Waktu itu saya juga sempat punya warung sate. Kan itu tutup pukul 23.00 WIB. Di situ istri saya ngidam mau makan lindung. Maunya saya yang cari sendiri. Namanya kemauan anak yang di perut ya saya turutin aja," sambungnya.
Bersama seorang rekannya, ia pergi mencari lindung.