Carentia Rindu Makan Bakso
"Makanan semasa karantina enak banget, semuanya rasanya enak, yang jelas semua makanan yang disediakan di sana sangat sehat dan sangat bagus malahan.
Editor: Rachmat Hidayat
Caren mengungkap, saat pemberitaan mengenai merebaknya Covid-19 di Wuhan kian mengganas, keluarga di Indonesia sangat khawatir. "(Keluarga) yang di Indonesia tiap hari sampai menelepon terus," ujarnya.
Namun demikian, Caren mengaku ia santai-santai saja menjalani kehidupan di Wuhan meskipun Covid-19 kala itu sedang mengganas. Caren menjelaskan, sengaja ia bersantai agar pikiran tetap positif.
Ia mengatakan pikiran positif membantunya menjaga imun tubuh, agar kebal dari Covid-19. "Ketika di Wuhan saya santai-santai saja karena kalau takut malah nambah masalah, kita kan harus jaga imun tubuh, jadi pikirannya harus positif," katanya.
Menurut Caren cemas hanya membuatnya parno, dan itu tidak perlu. "Jadi tidak perlu mikirkan yang negatif. Cemas dan takut juga tidak ada gunanya, malah bikin parno saja," katanya menambahkan.
Ketika ditanya mengenai keluarga di Indonesia yang sangat khawatir dengan kondisinya, Caren justru tertawa. Ia mengaku sengaja setiap hari menghubungi keluarga lewat telepon untuk meyakinkan bahwa kondisinya di Wuhan baik-baik saja.
"Saya meyakinkan keluarga supaya tidak khawatir dengan saya sering berkabar, dan ngasih tau lewat telepon or VC (video call) memberi tahu kalau aku baik-baik saja," ungkap Caren.
Musela Carentia mengungkapkan, ia tidak tahu bahwa ia akan menjalani masa karantina setibanya di Indonesia. Diungkapkan Caren, pemulangan dirinya dari Wuhan diinformasikan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di China. "Kami waktu itu dalam pantauan KBRI, dan dikatakan kalau kita akan dievakuasi, tapi saya tidak tahu kalau akan dikarantina di Natuna," katanya.
"Waktu itu cuma dengar bakal diselamatkan dari Wuhan, masalah karantina saya tidak tahu, tiba-tiba sudah di Natuna saja," imbuh Caren.
Baca: Wisatawan Positif Terjangkit Virus Corona Setelah dari Bali, Menkes Terawan Pastikan Kena di China
Kaget saat tahu akan menjalani karantina di Natuna. Namun, karena teman-temannya dari negara lain menjalani hal yang sama, Caren pun akhirnya maklum. "Kaget sih mulanya, tapi karena teman-teman dari negara lain harus di karantina. perasaan saya sih biasa saja," katanya.
Caren mengatakan ia tak menyesal harus menjalani karantina di Natuna selama 14 hari karena Covid-19. Baginya, menjalani karantina justru menjadi pengalaman yang tak terlupakan dalam hidupnya karena bisa bertemu dengan banyak orang dan berbagi pengalaman dengan peserta observasi lainnya.
Caren mengatakan banyak pengalaman seru ketika di Natuna. "Senang sekali, bisa kenal sama yang lain, terus dapat pengalaman yang seru, karena tidak semua orang bisa merasakan hal tersebut," ungkapnya.
Menurut keterangan Caren, di lokasi karantina pun tersedia banyak games untuk dimainkan bersama peserta observasi lainnya. "Kita sering main kartu bareng, dan banyak game yang juga memang disediakan untuk kita main bersama," kata dia.
Baca: Ahli dari Australia Curiga Virus Corona Sudah Menyebar di Indonesia, Singgung Kebiasaan Masyarakat
Bagi Caren, satu momen tak terlupakan adalah ketika ia bersama peserta observasi lainnya melakukan dance Ester. Meliuk-liuk dan menari menjadi hal yang paling tak terlupakan lantaran dilakukannya setiap pagi bersama yang lainnya.
"Aktivitas yang paling saya senang dance setiap pagi, dance Ester. Pokoknya yang di Karantina hafal semua gerakan dance itu. Kita semua dance itu setiap pagi, jadi semuanya tahu," ungkap Care.
Ia mengungkap, semua kebutuhan peserta observasi di Natuna juga dipenuhi. Namun, kebutuhan itu bergantung pada pribadi masing-masing peserta observasi.