Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dipicu Cekcok Dengan Sang Pacar, Seorang Pria Terjun Dari Flyover Senen

AR (27) memilih mengakhiri hidupnya dengan terjun dari flyover Senen setelah terlibat cekcok dengan kekasihnya, Senin (17/2/2020) malam.

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Dipicu Cekcok Dengan Sang Pacar, Seorang Pria Terjun Dari Flyover Senen
Grafis Tribunwow/Kurnia Aji Setyawan
Ilustrasi Jenazah 

Begitu juga dengan keinginan bunuh diri yang tiba-tiba muncul karena dorongan hati.

3. Masalah sosial

Ada beberapa orang yang berniat tidak ingin bunuh diri, tapi akhirnya ia meninggal secara tidak sengaja karena ulahnya sendiri.

Contohnya, ketika seorang remaja memiliki masalah dengan keluarga atau hubungan pertemanannya bahkan menjadi korban bullying, lalu untuk mendapatkan perhatian atau menyerang balik orang yang membuatnya sedih, ia akhirnya meminum alkohol yang dicampur obat tidur Valium dengan dosis yang banyak, sehingga mengakibatkan kematian.

Orang-orang yang tidak memiliki dorongan bunuh diri, sebenarnya hanya butuh pertolongan, tetapi ia tidak mampu menahannya. Ia berpikir dengan berbuat hal sembrono dapat menyadarkan orang-orang yang menyakitinya.

Selain itu, tidak mendapat pekerjaan juga menjadi faktor orang melakukan bunuh diri.

Mendapat pekerjaan memang menjadi beban sosial saat ini, di mana semua orang hidup dalam dunia kompetisi, bersantai-santai di rumah malah bisa memicu stres.

Berita Rekomendasi

Ini karena kita akan membandingkan kehidupan kita dengan orang lain, ditambah membeli kebutuhan hidup yang tak mudah.

Orang yang baru ke luar dari penjara juga berisiko, karena ketidakmampuan untuk kembali ke kehidupan sosial.

Adaptasi yang tidak mudah membuat seseorang memiliki ketahanan mental yang rendah.

4. Filosofi tentang kematian

Beberapa orang memiliki filosofi berbeda tentang kematian. Bahkan muncul istilah “orang yang bunuh diri, bukan ingin mengakhiri hidupnya, tetapi ingin mengakhiri rasa sakit yang dirasakan.”

Rasa sakit di sini bisa mengacu pada rasa sakit yang disebabkan oleh penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Orang-orang seperti ini tidak dalam keadaan depresi.

Mereka melihat tidak adanya peluang untuk hidup, sehingga memilih takdirnya sendiri dengan mempercepat rasa sakit tersebut.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas