Ketika Ketua DPRD DKI Gebrak Meja, Geram dengan Anak Buah Anies, Minta Jaga Bicara
Bahkan, dirinya menyebut bahwa isi surat rekomendasi itu merupakan urusan dapur pihaknya dan publik tidak diizinkan mengetahuinya.
Editor: Hasanudin Aco

Bahkan, Prasetyo pun menyebut Kepala Dinas Kebudayaan DKI ini bersikap lancang.
"Tau? Kok ucapan bapak sebegitu hebatnya di media, seakan-akan ini urusan perut bapak sendiri," ujarnya.
"Tolong tarik ucapan itu di depan mata saya dan teman-teman anggota dewan," tambahnya.
Melihat Prasetyo geram, Iwan hanya bisa tertunduk lesu, ia tampak tak berani menatap pimpinan dewan itu.
Namun, Iwan pun akhirnya mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada Prasetyo dan anggota dewan lainnya.
"Atas nama pribadi saya menyampaikan permohonan maaf bilamana ada ucapan lisan saya yang tertulis pada akhirnya di media bisa menyinggung bapak ketua dewan yang saya hormati beserta bapak-ibu sekalian," tuturnya.
Megawati angkat bicara
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengkritik penyelenggaraan balap mobil listrik Formula E yang akan dilakukan di kawasan Monumen Nasional ( Monas).
Ia menilai tak semestinya gelaran balap mobil dilakukan di Monas yang merupakan kawasan cagar budaya.
Kendati demikian, Megawati meminta agar pernyataannya itu tidak dibenturkan dengan sikap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Monas itu di dalam keputusan peraturan itu adalah cagar budaya, garis bawahi. Tapi jangan pula saya dibentur-benturkan (dengan) Pak Anies," kata Mega saat pengumuman pasangan calon kepala daerah di kantor PDIP, Menteng, Jakarta, Rabu (19/2/2020).
Menurut Mega, Anies memang telah melanggar aturan. Ia mengatakan kawasan Monas tidak boleh dipakai sebagai arena kompetisi.
"Bahwa Monas itu adalah sudah pasti peraturannya merupakan cagar budaya. Artinya tidak boleh dipergunakan untuk apa pun juga," tutur dia.
Megawati pun mengaku heran mengapa Anies berkukuh menyelenggarakan event Formula E di Monas.
Mega berharap kasus ini menjadi contoh bagi para calon kepala daerah agar tidak menabrak aturan jika kelak memimpin.
"Kenapa sih, mau bikin Formula E kenapa sih harus di situ? Kenapa sih enggak di tempat lain? Kan begitu. Peraturan itu ya peraturan," kata Mega.
"Kalian juga mesti tahu jangan sampai melanggar peraturan. Alasan apapun (jangan langgar peraturan)," tegas dia. (TribunJakarta.com/Kompas.com)