Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dipanggil Komisi Pengarah Klarifikasi Revitalisasi dan Formula E di Monas, Anak Buah Anies Tak Hadir

Tim Asistensi Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka mengaku telah melakukan pemanggilan terhadap Pemprov DKI.

Editor: tribunjakarta.com
zoom-in Dipanggil Komisi Pengarah Klarifikasi Revitalisasi dan Formula E di Monas, Anak Buah Anies Tak Hadir
TRIBUNJAKARTA.COM/DIONSIUS ARYA BIMA SUCI
Material aspal tampak masih membekas di sela cobblestone yang sebelumnya ditutupi aspal di Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (26/2/2020). 

TRIBUNNEWS.COM - Proyek revitalisasi dan rencana penyelenggaraan balap mobil Formula E di kawasan Monas masih menuai polemik.

Untuk menyelesaikan polemik tersebut, Tim Asistensi Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka mengaku telah melakukan pemanggilan terhadap Pemprov DKI.

Hal ini disampaikan oleh anggota Tim Asistensi Komrah Bambang Hero Saharjo saat ditemui di kawasan Monas, Gambir, Jakarta Pusat.

Ia menyebut, pihaknya telah memanggil Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta dan PT Jakarta Propertindo pada Senin (24/2/2020) lalu.

Adapun pemanggilan itu dilalukan untuk meminta penjelasan dari Pemprov DKI terkait revitalisasi dan rencana penyelenggaraan Formula E di Monas.

"Jadi sebetulnya kemarin, kami atas nama Tim Asistensi sudah mengundang dua institusi, yaitu Kepala Dinas Kebudayaan dan JakPro," ucapnya, Rabu (26/2/2020).

Namun, bukannya memenuhi panggilan Tim Asistensi Komrah yang pertindak sebagai kepanjangan tangan pemerintah pusat, dua anak buah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu tidak hadir.

Berita Rekomendasi

"Undangannya dari pukul 15.00 WIB sampai 16.50 WIB. Nah, sampai pukul 16.15 WIB beliau tidak hadir," ujarnya.

Guru besar bidang Pelestarian Hutan dari IPB ini pun menyayangkan ketidakhadiran dua anak buah Anies Baswedan ini.

Untuk itu, ia menyebut, pihaknya dalam waktu dekat akan kembali memanggil dua anak buah Anies itu.

Ia pun berharap, dua institusi yang bertanggung jawab terhadap proyek revitalisasi dan rencana penyelenggaraan Formula E di Monas dapat memenuhi panggilan tersebut.

"Menurut info Insya Allah akan dipanggil kembali," kata Bambang.

Aspal uji coba Formula E membekas di batu alam

Material aspal tampak masih membekas di sela cobblestone yang sebelumnya ditutupi aspal di Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (26/2/2020).
Material aspal tampak masih membekas di sela cobblestone yang sebelumnya ditutupi aspal di Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (26/2/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/DIONSIUS ARYA BIMA SUCI)

Uji coba pengaspalan yang akan digunakan untuk lintasan Formula E di kawasan Monas telah dilakukan oleh Pemprov DKI.

Dalam uji coba tersebut, pengaspalan dilakukan di permukaan kawasan Monas yang terbuat dari batu alam atau cobblestone.

Adapun uji coba pengaspalan dilakukan pada Sabtu (22/2/2020) lalu dan dibongkar kembali pada Selasa (25/2/2020) kemarin.

Usai pembongkaran itu, Komisi Pengarah (Komrah) Pembangunan Kawasan Medan Merdeka mengutus tim asistensi untuk meneliti dampak kerusakan yang ditimbulkan dari proses uji coba pengaspalan itu.

Dari hasil pantauan tim asistensi, ditemukan masih adanya bekas aspal pada batu alam yang sebelumnya sempat ditutup.

Anggota Tim Asistensi Komrah Bambang Hero Saharjo mengatakan, material aspal itu masih menempel di sela-sela cobblestone.

Ia pun menyebut, sisa material aspal itu merupakan salah satu gangguan pada cobblestone.

Pengambilan material aspal yang masih menempel di Cobblestone dilakukan oleh tim asistensi Komrah di kawasan Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (26/2/2020).
Pengambilan material aspal yang masih menempel di Cobblestone dilakukan oleh tim asistensi Komrah di kawasan Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (26/2/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/DIONISIUS ARYA BIMA SUCI)

"Kita bisa saksikan itu masih membekas aspalnya. Jadi ada disturbance terhadap cobblestone di sini," ucapnya, Rabu (26/2/2020).

Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, kondisi cobblestone yang sebelumnya dilapisi aspal memang berbeda dibandingkan dengan yang tidak dilapisi.

Sekilas terlihat pada bagian sela cobblestone yang sempat dilapisi aspal, warnanya cenderung lebih gelap.

Fakta ini tentunya berbeda dengan klaim Pemprov DKI yang sebelumnya menyebut, pengaspalan yang dilakukan di atas cobllestone tak akan meninggalkan bekas.

"Kalau kemarin disampaikan semua mulus, ternyata tidak. Ini tidak semulus yang dinyatakan," ujarnya saat ditemui di kawaaan Monas, Gambir, Jakarta Pusat.

Selain melakukan pengamatan, Tim Asistensi Komrah ini juga mengambil sampel sisa aspal yang masih menempel di cobblestone.

Analisis dari sampel ini kemudian akan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya kerusakan akibat pengaspalan.

"Habis dari sini, kami akan membuat berita acara, kemudian sampel di bawa ke laboratorium ICBB (Indonesian Center for Biodiversity and Biotechnology)," kata Bambang.

Setelah dianalisis di laboratorium, Bambang menyebut, pihaknya akan langsung menyerahkan hasil penelitian itu kepada Komisi Pengarah.

Nantinya, komisi pengarah yang akan menindaklanjuti hasil penelitian dampak lingkungan yang dilakukan oleh tim asistensi ini.

"Kami sudah sampling, sudah analisis. Nanti hasilnya gimana, keputusan akhir di Komrah," tuturnya.

Halaman selanjutnya

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas