KPAI Duga Siswi SMP Bunuh Bocah Tiru Adegan Film dan Ada Motif Lain, Minta Orangtua Pantau Anak
Komisioner KPAI, Ai Maryati buka suara terkait siswi SMP di Jakarta Pusat membunuh tetangganya sendiri yang berusia 5 tahun.
Penulis: Nuryanti
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Ai Maryati buka suara terkait siswi SMP di Jakarta Pusat membunuh tetangganya sendiri yang berusia 5 tahun.
Ia pun mengingatkan, peran dari orangtua agar selalu memantau kegiatan dari anaknya di rumah maupun kehidupan sosialnya.
Orangtua juga harus mendampingi anaknya menonton televisi termasuk film saat berada di rumah.
Mengingat, pelaku yang berinisial NF (15) membunuh APA (5), karena mempunyai kegemaran menonton film horor termasuk Chucky, dan terinspirasi untuk melakukan pembunuhan.
"Orangtua harus tahu pergerakan anak, dengan siapa dia bergaul."
"Dia sudah makan, belajar, tidur di rumah, tapi dalam ranah sosial? Jangan-jangan kita tidak tahu apa-apa," kata Ai, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (7/3/2020).
Baca: Remaja Bunuh Bocah 6 Tahun Suka Nonton Chucky dan Slender Man, Ini Tanggapan KPAI
Baca: Soroti Makna Curhatan Siswi SMP yang Bunuh Bocah 6 Tahun, Pakar Ekspresi Singgung Luka Batin
Baca: Curhat Pilu Ibunda Bocah Korban Pembunuhan Siswi SMP, Harapannya Kini Pupus: Tahun Ini Dia Masuk TK
Ia menyebut, anak yang masuk pada usia remaja, cenderung untuk terdorong melakukan hal-hal baru yang belum diketahui sebelumnya.
Anak-anak sering menirukan apa yang dilihatnya, termasuk adegan dalam film yang ditonton.
"Anak-anak yang awalnya tidak penasaran jadi penasaran, yang awalnya tidak mau melakukan jadi melakukan, oleh sebab itu peran orangtua itu sangat urgent (penting)," jelas Ai.
Duga Ada Motif Lain
Ia menduga, pelaku mempunyai motif lain dalam peristiwa pembunuhan bocah berusia 5 tahun tersebut.
Menurutnya, bisa saja ada sebuah perasaan kecewa yang ingin dilampiaskan oleh pelaku.
"Pasti ada motif lain, mungkin ada kelemahan korban atau ada human interest, atau kekecewaan lain yang dilampiaskan ke anak ini, atau relasi yang powerful (kuat)," kata Ai, dikutip dari Kompas.com.
Baca: TERUNGKAP! Ini Makna Terselubung dari Tulisan Tangan Siswi SMP yang Nekat Bunuh Bocah 5 Tahun
Baca: Niat Buang Jasad Bocah 5 Tahun yang Dibunuh, Siswi SMP Tiba-tiba Ganti Pakaian & Serahkan Diri
Baca: Tetangga ABG Bunuh Bocah 6 Tahun Tak Menyangka, Ungkap Sosoknya Jarang Bergaul dan Sering Menyendiri
Ia menambahkan, anak bisa melakukan kekerasan karena terinspirasi dalam sebuah film yang ditontonnya.
Sebab, anak-anak belum mengerti baik atau buruk dalam adegan tersebut.
"Anak itu peniru ulung, mungkin dia itu belum tahu yang dia tonton tapi besar sekali keinginan untuk dilakukan ke orang lain termasuk kekerasan dan pornografi," jelasnya.
Gemar Nonton Film Horor
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus tengah mendalami, apakah perilaku remaja tersebut karena perceraian dari kedua orangtuanya atau tidak.
Pelaku mengaku, kegemarannya yakni menonton film horor, termasuk Chucky yang dikenal sebagai tokoh boneka pembunuh.
"Pengakuan si pelaku suka menonton film horor. Bahkan ada film Chucky. Itu hobinya," ucap Yusri di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2020), dikutip dari TribunJakarta.com.
Baca: Terinspirasi Film Chucky, Begini Nasib Siswi SMP yang Tega Bunuh Bocah, Polisi Pertimbangkan 4 Hal
Baca: Kasus Remaja Bunuh Bocah dengan Sadis, Psikolog Tika Bisono: Polisi Tolong Jangan Pakai Psikiater
Baca: Remaja SMP Ngaku Puas setelah Bunuh Bocah 6 Tahun, Tokoh Favorit Slender Man, Ini Penjelasan Polisi
Selain itu, NF juga suka menonton film Slender Man, yakni karakter fiksi yang berasal dari meme internet yang muncul pertama kali di forum Something Awful.
Karakter fiksi ini digambarkan seperti pria tipis tinggi dengan tanpa wajah, mempunyai tentakel dan mengenakan baju hitam dengan dasi merah.
The Slender Man dikatakan suka menculik atau melukai orang, terutama anak-anak.
Setelah lengannya terentang, korbannya lalu dihipnotis, di mana mereka tak berdaya untuk menghentikan diri dari berjalan ke Slender Man.
Yusri menambahkan, pihaknya akan memberi pendampingan psikolog untuk mengetahui kondisi kejiwaan dari pelaku.
NF disebut tenang saat menyerahkan diri dan diperiksa oleh penyidik.
Bahkan, pelaku tetap tenang saat penyidik terus menanyakan hal yang sama padanya.
"Tenang sekali dia. Jawabannya tenang dan santai. Itu berulang kali," tegasnya.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (Kompas.com/Ardito Ramadhan) (TribunJakarta.com/Muhammad Rizki Hidayat)