Sebelum Mayatnya Ditemukan di Lemari Pakaian, Warga Sempat Mengira APA Diculik Makhluk Halus
Sebelum ditemukan tewas di lemari pakaian NF (15), warga menyangka anak berusia 6 tahun itu diculik makhluk halus.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Dewi Agustina
Pengakuan itu disampaikan seorang wanita paruh baya bernama Uak Mameh.
Uak Mameh mengatakan orang tua anak korban pembunuhan itu sempat melaporkan kejadian itu kepada ketua rukun tetangga (RT) setempat.
Setelah menerima laporan itu, ketua RT setempat memerintahkan kepada anak buahnya dan warga sekitar tempat tinggal korban untuk membantu pencarian.
Uak Mameh mengungkapkan warga sempat khawatir korban diculik oleh makhluk halus. Apalagi, waktu anak itu menghilang bertepatan dengan Kamis malam atau ‘Malam Jumat’.
Baca: [POPULER] 5 dari 6 WNI Positif Virus Corona di Indonesia Berasal dari Klaster Kelompok Dansa
Baca: Sebelum Flandy Limpele, 3 Pelatih Asing Ini Juga Mengundurkan Diri Timnas Bulu Tangkis India
"Diculik kolong wewe. (Warga,-red) mengetok-getok tampah sambil menyebut-nyebut nama korban. (Khawatir korban,-red) dibawa makhluk halus," kata Uak Mameh, sambil memeragakan memukul-mukul tampah.
Dia mengaku warga sempat meminta bantuan kepada orang pintar untuk mencari dimana keberadaan korban.
"Ada yang bilang, Ustaz Karyadi, ini anak ada di rumah tetangga daerah sini. Cuma gelap, tidak kelihatan anaknya," tutur Uak Mameh.
Sementara itu, Yanti, warga lainnya mengungkapkan, Ketua RT dan tokoh masyarakat di daerah tempat tinggal korban melakukan pencarian hingga ke seluruh rumah tetangga korban. Namun, anak itu tidak ditemukan.
"Dicari terus, rumah-rumah disenter. Dicari," ujar Yanti.
Menurut dia, NF sosok berprestasi di sekolahnya yang berada tidak jauh dari kediamannya di Sawah Besar, Jakarta Pusat.
"Dia dari SD ranking terus. Anak berprestasi," kata Yanti.
Sehari-hari, kata dia, NF seperti anak lainnya, bersekolah. Setelah sekolah, NF pulang ke rumah.
Baca: Pimpinan MPR Bicara Soal Bathsul Masail
Baca: Para Penumpang Kapal Pesiar Viking Sun Ditolak di Semarang Tapi Bisa Jalan-jalan di Bali
Namun, Yanti, jarang melihat NF bermain dengan anak-anak sebaya di lingkungan tempat tinggal. Dia lebih banyak menutup diri di lantai 2 rumahnya.
"Kalau pagi berangkat sekolah. Pulang sekolah, di atas. Paling turun untuk makan," ujarnya.