Remaja Pembunuh Bocah Akui Dirinya Tak Suka Orangtuanya Bercerai, Polisi: Dia Merasa Ditinggal
Remaja berinisial NF (15) pelaku pembunuhan bocah berinisial APA (6) di Jakarta Pusat mengaku, dirinya tidak suka kedua orangtuanya bercerai.
Penulis: Nuryanti
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Remaja berinisial NF (15) pelaku pembunuhan bocah berinisial APA (6) di Jakarta Pusat mengaku, dirinya tidak suka kedua orangtuanya bercerai.
Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Pol Heru Novianto menyampaikan, siswi SMP kelas 3 ini tinggal bersama ayah kandung, ibu tiri, dan adik tirinya.
Saat menjalani pemeriksaan, NF mengaku tidak membenci orang-orang yang tinggal bersamanya itu.
"Kalau yang saya tanyakan langsung 'adakah yang kamu benci di rumah sekarang ini, antara orangtua bapaknya atau ibu tiri' dia bilang tidak ada. Kepada adiknya tidak juga," ungkap Heru Novianto, dikutip dari YouTube metrotvnews, Senin (9/3/2020).
Heru mengungkapkan, NF lalu mengaku jika dirinya tidak suka orangtuanya bercerai.
Baca: Gadis Pembunuh Bocah 6 Tahun Sempat Unggah Status Sosmed, Psikolog : Ada Apa di Rumahnya?
Baca: Siswi SMP Pembunuh Bocah 5 Tahun Kembali Diperiksa Kejiwaannya Hari Ini
Pelaku merasa dirinya tidak dipedulikan oleh kedua orangtuanya.
"Memang dia agak sedikit tidak suka kepada orangtua kandungnya, karena merasa ditinggal sama orangtua kandungnya," jelasnya.
"Dan orangtua kandungnya ini cerai karena ada perselisihan, yang disebabkan orangtua kandung perempuan ini tidak open terhadap keluarga yang sebelumnya," lanjut Heru.
"Jadi selama ini setelah orangtuanya cerai, si pelaku tinggal di ibu tirinya, plus ada satu adik dari orangtua tirinya," tambahnya.
Pelaku Dikenal Pendiam
Seorang tetangga NF, Yanti mengungkapkan, NF dikenal sebagai remaja yang tertutup.
NF sering mengurung diri di kamar sejak duduk di bangku SMP, yang ternyata kebiasaan itu berbeda saat pelaku masih SD.
Menurut Yanti, NF dulu sering mengajak anak-anak di lingkungan rumahnya untuk bermain.
Namun, kebiasaan dari pelaku itu berubah setelah masuk SMP.
“Dia tidak main. Dulu lagi SD pernah main, mengajak anak-anak ke atas (lantai 2 rumahnya),” ujar Yanti, dikutip dari TribunJakarta.com, Senin.
Sebelumnya, NF lebih sering mengurung diri di kamarnya.
Yanti menyebut, pelaku kesehariannya seperti anak sekolah pada umumnya.
NF langsung masuk kamarnya yang berada di lantai dua sepulang sekolah.
“Kalau pagi berangkat sekolah. Pulang sekolah, di atas. Paling turun untuk makan,” jelasnya.
Baca: Diisolasi di Ruang Khusus, Kejiwaan Siswi SMP Pembunuh Bocah Diperiksa dengan Analisis Hasil Gambar
Baca: Bukan Psikopat, Siswi SMP Bunuh Bocah Lebih Berpotensi Idap Sosiopat, Ada Ciri-ciri Menonjol
Ia menambahkan, NF memang dikenal sebagai sosok yang pendiam.
“Anak itu pendiam. Dia tidak pernah ngomong sama orang (lebih) tua."
"Tidak pernah tanya, tidak pernah,” ungkap Yanti, dikutip dari TribunJakarta.com, Minggu.
Menurutnya, kedua orangtua dari pelaku memang sudah berpisah.
Hubungan Keluarga Pelaku dengan Korban
Sebelumnya, ayah korban, Kartono (40) mengungkapkan, keluarganya dan keluarga pelaku itu dekat layaknya saudara.
Bahkan, ibu NF selalu bersikap baik pada korban seperti anaknya sendiri.
"Kita enggak pernah terlintas pikiran jelek."
"Memang benar-bener seperti saudara, karena ibu pelaku baik sama anak saya, seperti anak sendiri," ujar Kartono, dikutip dari YouTube Kompas TV, Minggu (8/3/2020).
Sehingga, ia sangat terkejut saat tahu anaknya yang masih berusia 6 tahun itu dibunuh oleh tetangganya.
Baca: Periksa Siswi SMP yang Bunuh Bocah 6 Tahun, Dokter Kejiwaan Ungkap Respon Pelaku saat Berdialog
Baca: orangtua Siswi SMP yang Bunuh Bocah Ungkap Kebiasaan Anaknya, Sifat Berubah Setelah Lulus SD
Ia mengungkapkan, telah bertemu dengan ibu kandung dari pelaku saat mendatangi Polres Jakarta Pusat.
"Kalau bapak kandungnya saya belum ketemu, ibu kandungnya saya bertemu di Polres," ungkap Kartono.
Dalam pertemuannya itu, ibu NF ingin keluarga korban memaafkan perbuatan pelaku.
"Yang diungkapkan ibu pelaku itu ya minta maaf," katanya.
Kartono berujar, keluarganya telah memaafkan NF, namun dirinya ingin proses hukum tetap berjalan.
"Untuk permintaan maaf, kita maafin dari ibu pelaku itu."
"Tapi kalau masalah pelaku, saya minta tetap ada hukumannya, diproses," ujar Kartono.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunJakarta.com/Kurniawati Hasjanah/Ferdinand Waskita)