Kebijakan Anies Cegah Virus Corona: Ganjil Genap Dihentikan Hingga Imbau Resepsi Nikah Ditunda
Sejumlah kebijakan dan imbauan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam upaya meminimalisir penyebaran virus corona
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah terus memantau perkembangan wabah virus corona di Indonesia.
Data terbaru, jumlah pasien yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona bertambah menjadi 117 orang.
Baca: Cerita Dokter di Italia yang Kewalahan Menampung Banyaknya Pasien Positif Virus Corona
Sejumlah langkah telah diambil pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam upaya menangkal meluasnya penyebaran virus tersebut.
Di Ibu Kota sendiri, Gubernur DKI jakarta Anies Baswedan telah menyampaikan beberapa kebijakan yang diambil maupun imbauan kepada warganya.
Tribunnews.com mencoba merangkum hal tersebut dari TribunJakarta.com dan Kompas.com.
Tidak meninggalkan Ibu Kota
Anies Baswedan telah mengeluarkan sejumlah imbauan kepada warganya terkait antisipasi meluasnya penyebaran virus corona.
Salah satunya yakni meminta warga tak meninggalkan Ibu Kota selama wabah virus corona tipe 2 yang menyebabkan covid-19 menyebar.
Anies Baswedan mengatakan, anjuran untuk bekerja dan belajar di rumah jangan diartikan sebagai liburan oleh masyarakat.
"Anjuran untuk kegiatan di rumah bukan berarti masyarakat berbondong-bondong meninggalkan Jakarta untuk liburan atau untuk pulang kampung," kata Anies saat konferensi pers, Minggu (15/3/2020), yang ditayangkan di akun Facebook Pemprov DKI.
Ia menyampaikan Pemprov DKI menganjurkan supaya masyarakat tidak bepergian.
Alasannya, Pemprov DKI harus memastikan seorang yang berpotensi menularkan covid-19 tidak menularkannya kepada orang lain.
Anies mengakui, saat ini pengetesan untuk mengetahui seseorang memiliki virus corona atau tidak masih terbatas.
"Karena itu kita minta semuanya untuk tetap di Jakarta dan untuk tidak bepergian," ujar Anies.
Ganjil Genap ditiadakan sementara
Terkait lalu lintas transportasi, Anies mencabut kebijakan ganjil genap di wilayah Jakarta.
"Kami mencabut sementara kebijakan ganjil-genap di Jakarta sehingga masyarakat bisa memilih moda transportasi yang lebih aman," tutur Anies dalam jumpa pers yang disiarkan TV One, Minggu (15/3/2020).
Anies menambahkan pencabutan sementara aturan tersebut akan mulai dilaksanakan pada Senin (16/3/2020) besok.
Sebelumnya, Anies juga menyampaikan sejumlah kebijakan lainnya.
Menurut Anies, pencegahan penularan Covid-19 tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah saja.
Pasalnya, penularan virus corona terjadi karena interaksi dari orang ke orang.
Karena itu, Gubernur DKI Jakarta itu pun berpesan agar masyarakat lebih disiplin dalam mengatur interaksi.
"Seluruh warga harus bekerja bersama," kata Anies dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, Minggu (15/3/2020) siang.
Baca: Imbas Corona, Sekolah di Jakarta Utara Terapkan Pembelajaran di Rumah Selama 2 Pekan
"Penularan ini terjadi karena interaksi dari orang ke orang, karena itu kita semua harus ambil tanggung jawab, kita harus terlibat, kita semua harus mencegah," sambungnya.
Untuk itu, Anies menetapkan Social Distancing Measure untuk dijalankan warga Jakarta.
"Dalam menjalani hari-hari ke depan, warga Jakarta harus melakukan yang biasanya disebut sebagai Social Distancing Measure, yaitu menjaga jarak antar warga, mengurangi perjumpaan, mehindari kontak fisik, menjauhi tempat-tempat berkumpul orang banyak," tutur Anies.
Imbau warga tunda resepsi pernikahan
Anies Baswedan juga meminta warga Jakarta yang hendak menggelar resepsi pernikahan agar menunda terlebih dahulu kegiatan tersebut.
"Tunda kegiatan resepsi," kata Anies dalam keterangannya melalui akun Instagram @dkijakarta, Minggu (15/3/2020).
Namun, jika resepsi pernikahan memang harus dilaksanakan, Anies minta pihak penyelenggara harus tegas dan disiplin untuk mencegah penularan Covid-19.
Salah satu disiplin yang harus dilakukan penyelenggara resepsi pernikahan adalah setiap tamu acara harus dicek suhu tubuhnya.
"Harus ada ruang isolasi bagi tamu yang bila ditemukan tidak sehat bisa diantarkan ke ruangan itu. Harus ada hand sanitizer di pintu masuk dan pintu keluar. Tidak boleh ada jabat tangan, lakukan interaksi secara tanpa bersentuhan," ujar Anies.
Selain itu, lebih tegas, Anies meminta warga Jakarta agar tidak keluar dari rumah dan hindari interaksi bersentuhan dengan orang.
"Jangan keluar rumah kecuali amat penting. Sebisa mungkin kerjakan pertemuan secara jarak jauh. Jalankan ini dengan serius untuk seluruh anggota keluarga," ujar Anies.
Pembatasan layanan transportasi publik
Anies Baswedan juga mengeluarkan kebijakan mengurangi kapasitas layanan umum mobilitas dan kontak fisik pengguna transportasi publik di Jakarta seperti Transjakarta, MRT dan LRT Jakarta.
Anies mencontohkan, jadwal MRT yang semula keberangkatannya tiap 5 menit, diubah menjadi tiap 20 menit.
"Rangkaian MRT setiap hari ada 16 rangkaian berubah menjadi 4 rangkaian yang beroperasi," ungkap Anies dalam konferensi pers di Balai Kota DKI Jakarta, Minggu (15/3/2020).
Begitu juga dengan jadwal operasional MRT yang semula sejak pukul 05.00 WIB sampai pukul 24.00 WIB, berubah hanya dari pukul 06.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB.
Hal sama berlaku pada LRT Jakarta, di mana semula keberangkatannya tiap 10 menit sekarang berubah menjadi tiap 30 menit.
"Waktu operasi LRT semula dari pukul 05.30 WIB sampai pukul 23.00 WIB diubah menjadi pukul 06.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB," terang Anies.
Sementara untuk Transjakarta yang saat ini melayani 248 rute, akan dikurangi secara signifikan menjadi 13 rute yang beroperasi sejak Senin (16/3/2020) dan keberangkatannya hanya setiap 20 menit.
"Jam operasi Transjakarta semula 24 jam, diubah menjadi jam 6 pagi sampai jam 6 sore," ungkap Anies.
Sementara itu pelayanan bus sekolah selama dua minggu ke depan ditiadakan, karena layanan itu akan diubah untuk kebutuhan masyarakat.
Menurut Anies, kebijakan ini diambil agar penduduk warga Jakarta mengurangi kegiatan di luar rumah dan diharapkan dapat diindahkan.
Hal yang sama berlaku untuk pembatasan jumlah orang yang masuk halte Transjakarta dan Stasiun MRT.
"Nanti di stasiun MRT ada pembatasan jumlah orang masuk dan juga di halte Transjakarta," ucap Anies.
Pembatasan jumlah penumpang yang masuk stasiun MRT dan halte Transjakarta, ditegaskan Anies, untuk mengurangi interaksi.
"Tujuannya mengurangi interaksi yang dekat yang ada potensi penularan," beber Anies.
Masih kata Anies terkait MRT, semula kapasitas maksimum satu gerbong dapat menampung 300 orang, dikurangi menjadi 60 orang.
Sebelum masuk stasiun atau halte, bakal diberlakukan pemeriksaan terhadap calon penumpang.
"Bagi mereka yang punya suhu tubuh lebih dari 38 derajat celsius akan ditempatkan di ruangan tertentu dan ditangani lebih jauh," beber dia.
Ia berharap selama warga mentaati kebijakan yang ada, maka Jakarta tidak perlu ditutup karena memilih tingal di rumah dan mengurangi interaksi fisik.
"Ini bukan hanya melindungi diri kita tapi melindungi masyarakat. Kalau kita memilih berada di rumah artinya berpotensi tidak tertular," ucap Anies. (Kompas.com/Tribunnews.com/TribunJakarta.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.