Cerita Para Petugas yang Makamkan Korban Corona di TPU Tegal Alur
Tanpa suara sirine, hanya mobil jenazah itu saja yang berjalan mundur mendekati lubang makam.
Editor: Hasanudin Aco
Memakamkan jenazah korban corona menuntut petugas makam mengenakan APD untuk melindungi diri mereka.
Kendati, saat tiba di makam, jenazah telah berada dalam peti dan dilapisi plastik untuk meminimalisir penyebaran virus.
Lubang makam juga digali lebih dalam, serta lebih panjang dan lebar mengikuti ukuran peti.
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, saat mobil jenazah tiba, petugas makam langsung bergegas mengenakan jas hujan plastik, masker, sarung tangan dan sepatu boots.
Mereka juga disemprot disinfektan sebelum bergegas ke area makam.
Sedangkan pihak keluarga dan pelayat hanya diperkenankan melihat dari jarak sekira 50 meter.
• Korban Luka Akibat Atap Roboh di Mal Bekasi Juction Dilarikan ke RSUD
Hanya satu anggota keluarga yang ditunjuk untuk mengumandangkan adzan yang diperkenankan mendekati makam.
Tentunya, setelah seluruh badannya disemprot cairan disinfektan oleh petugas makam.
"Adzaninnya juga hanya dari atas dan enggak boleh terlalu dekat dengan lubang," kata Asep.
Total, hanya lima petugas yang mengurus proses pemakaman dari dekat.
Situasinya begitu hening dan pilu. Para anggota keluarga yang datang dan hanya diperkenankan melihat dari kejauhan tak kuasa menahan kesedihan, tak bisa mengantarkan jenazah untuk terakhir kalinya dari jarak dekat.
Satu perwakilan keluarga yang mengadzankan pun tak diperkenankan untuk ikut membantu proses pengurukan makam.
"Peti jenazah juga enggak dibuka, sudah begitu prosedurnya dari Dinas," kata Asep.
Keluarga Mendekat