Cerita Para Petugas yang Makamkan Korban Corona di TPU Tegal Alur
Tanpa suara sirine, hanya mobil jenazah itu saja yang berjalan mundur mendekati lubang makam.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mobil jenazah warna putih bertuliskan Dinas Kehutanan Provinsi DKI Jakarta masuk ke area Blok AA I TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat.
Tak ada kendaraan lain atau pun pelayat yang mengikuti.
Tanpa suara sirine, hanya mobil jenazah itu saja yang berjalan mundur mendekati lubang makam.
Tepat di titik mobil berhenti, disambut lima petugas makam yang telah mengenakan alat pelindung diri (APD).
Area makam itu adalah tempat peristirahatan terakhir bagi para korban Covid-19 atau corona yang dimakamkan di TPU Tegal Alur.
Bersama TPU Pondok Ranggon, TPU Tegal Alur adalah salah satu TPU yang ditunjuk untuk memakamkan pasien corona di Jakarta.
Asep, salah seorang petugas makam mengatakan, sudah sepekan terakhir atau sejak Jumat (20/3/2020), ia dan para petugas lainnya mengurusi pemakaman korban corona.
Ia mengatakan, setiap harinya, semakin banyak jenazah yang dimakamkan di TPU Tegal Alur.
"Kemarin ada 10. Hari ini sampai jam 3 sore, sudah ada empat yang dimakamin. Total ada sekitar 25 yang dimakamin disini," kata Asep ditemui TribunJakarta.com di TPU Tegal Alur, Jumat (27/3/2020).
Asep mengatakan, pihaknya bersiaga dari pagi hingga Pukul 22.00 WIB untuk memakamkan para korban corona.
Lampu tembak telah disediakan di area makam untuk penerangan saat pemakaman malam hari.
"Kita semua siaga tunggu informasi dari Dinas (Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta), biar malam juga kita makamin kalau ada yang dibawa kesini," kata Asep.
Pakai APD
Memakamkan jenazah korban corona menuntut petugas makam mengenakan APD untuk melindungi diri mereka.
Kendati, saat tiba di makam, jenazah telah berada dalam peti dan dilapisi plastik untuk meminimalisir penyebaran virus.
Lubang makam juga digali lebih dalam, serta lebih panjang dan lebar mengikuti ukuran peti.
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, saat mobil jenazah tiba, petugas makam langsung bergegas mengenakan jas hujan plastik, masker, sarung tangan dan sepatu boots.
Mereka juga disemprot disinfektan sebelum bergegas ke area makam.
Sedangkan pihak keluarga dan pelayat hanya diperkenankan melihat dari jarak sekira 50 meter.
• Korban Luka Akibat Atap Roboh di Mal Bekasi Juction Dilarikan ke RSUD
Hanya satu anggota keluarga yang ditunjuk untuk mengumandangkan adzan yang diperkenankan mendekati makam.
Tentunya, setelah seluruh badannya disemprot cairan disinfektan oleh petugas makam.
"Adzaninnya juga hanya dari atas dan enggak boleh terlalu dekat dengan lubang," kata Asep.
Total, hanya lima petugas yang mengurus proses pemakaman dari dekat.
Situasinya begitu hening dan pilu. Para anggota keluarga yang datang dan hanya diperkenankan melihat dari kejauhan tak kuasa menahan kesedihan, tak bisa mengantarkan jenazah untuk terakhir kalinya dari jarak dekat.
Satu perwakilan keluarga yang mengadzankan pun tak diperkenankan untuk ikut membantu proses pengurukan makam.
"Peti jenazah juga enggak dibuka, sudah begitu prosedurnya dari Dinas," kata Asep.
Keluarga Mendekat
Setelah pemakaman selesai dan area makam disemprot disinfektan, pihak keluarga barulah diperbolehkan mendekati makam.
Mereka diwajibkan disemprot disinfektan dan mengenakan masker.
Sore ini, ada sekitar 20 anggota keluarga yang ikut ke pemakaman.
Mereka mendekati ke arah makam untuk membacakan doa dan menaburkan bunga di gundukan tanah tanpa papan nisan.
"Ini lumayan banyak yang datang, ada juga yang enggak didampingi anggota keluarganya," kata Asep.
Setelah membacakan doa di pusara makam, anggota keluarga yang keluar kembali disemprot disinfektan oleh petugas makam.
Sedangkan jas hujan plastik yang tadi digunakan petugas makam langsung dibuang.
Mobil jenazah juga disemprot untuk memininalisir virus sebelum meninggalkan area TPU Tegal Alur.