Fakta Kelompok Anarko yang Rencanakan Keonaran di Pulau Jawa, Sosok A1 Curi Helm Petugas Polantas
Berikut ini fakta Kelompok Anarko yang merencanakan keonaran di Pulau Jawa, sosok A1 tertangkap setelah curi helm petugas polantas.
Penulis: Miftah Salis
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM- Akhir-akhir ini kelompok anarko kembali meresahkan masyarakat di tengah pandemi corona.
Beberapa waktu lalu, mereka disebut merencakan terjadinya keonaran di Pulau Jawa.
Bahkan sosok yang mengaku A1 baru-baru ini mencuri helm petugas polantas.
Kelompok Anarko menjadi kelompok yang selama ini dikenal kerap melakukan aksi vandalisme.
Tak hanya itu, aksi mereka juga menimbulkan kerusakan dan perpecahan.
Pada Mei 2019 lalu, Kelompok Anarko juga menimbulkan kericuhan dalam peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day.
Kelompok tersebut tersebar di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, hingga Surabaya.
Baca: Video Detik-detik Polisi di Poso Ditembak Teroris, Korban Juga Diserang Menggunakan Senjata Tajam
Baca: Penjelasan Polisi Soal Surat Teguran PSBB Mirip Surat Tilang
Baca: Admin Grup WhatsApp dan Telegram Pelaku Vandalisme Provokatif di Tangerang Seorang Mahasiswa
Brigjen Pol Dedi Prasetyo yang dulu menjabat sebagai Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri menyebut, pola-pola gerakan Kelompok Anarko serupa dengan aksi di dunia internasional.
"Ya, istilahnya meminjam nama yang sudah trending di dunia internasional."
"Pola-polanya juga seperti itu melakukan tindakan vandalisme," ujar Dedi di Gedung Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (3/5/2019), mengutip dari Kompas.com.
Tak hanya pada peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day, Kelompok Anarko juga menyusup dalam demo mahasiswa di Jakarta dan Jawa Barat pada Agustus 2019 lalu.
Terbaru, kelompok tersebut melakukan aksi vandalisme yang menyita perhatian publik.
Berikut ini fakta-fakta terkait pergerakan Kelompok Anarko yang dirangkum Tribunnews dari berbagai sumber.
1. Lakukan aksi vandalisme provokatif
Peningkatan tajam kasus Covid-19 di DKI Jakarta membuat pemerintah memberlakukan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di ibu kota negara tersebut.
PSBB di DKI Jakarta mulai berlaku pada Jumat (10/4/2020).
Kelompok Anarko ternyata menggunakan kesempatan tersebut untuk melakukan aksi vandalisme.
Aksi vandalisme bernada provokatif menggunakan coretan cat pilok muncul di Kota Tangerang pada Kamis (9/4/2020), sehari sebelum PSBB.
Kertas dengan tulisan "Sudah Krisis Saatnya Membakar" beredar di dinding bangunan di sejumlah titik Kota Tangerang.
Di bawah tulisan tersebut, terdapat gambar tampak seperti bom molotov.
Tak butuh waktu lama, Polda Metro Jaya dan Polres Tangerang Kota berhasil menangkap pelaku vandalisme provokatif tersebut.
Pelaku ditangkap di sebuah cafe pada Jumat (10/4/2020) malam.
Mereka adalah Rizky dan tiga temannya.
Dikatakan Kapola Metro Jaya Irjen Pol Nana Sujana, pelaku membuat tulisan tersebut di empat lokasi berbeda.
Mengutip dari Kompas.com, terdapat tiga coretan yang ditulis oleh para pelaku yakni "kill the rich" atau bunuh orang-orang kaya, "sudah krisis, saatnya membakar" dan "mau mati konyol atau mati melawan".
Nana menyebut, pelaku masuk dalam Kelompok Anarko yang tersebar di sejumlah wilayah.
"Jadi itu tulisan yang dicoret di empat lokasi. Mereka semprot (coret) dengan menggunakan pilok."
"Dan kelompok ini juga beredar di beberapa wilayah Jakarta, Bandung dan juga terkenal di beberapa daerah di Pulau Jawa ini," katanya.
2. Merencanakan keonaran
Dari hasil pemeriksaan polisi, aksi vandalisme provokatif yang dilakukan oleh para pelaku lantaran tidak puas dengan kebijakan pemerintah.
Mereka disebut berencana membuat gaduh dengan melakukan tulisan bernada provokatif.
"Mereka berupaya memanfaatkan situasi di mana masyarakat sedang resah, dan membuat masyarakat makin resah dan merupakan ajakan ke masyarakat untuk melakukan keonaran itu," kata Nana, dikutip Tribunnews dari Kompas.com.
Tak hanya itu, mereka ternyata telah merencanakan aksi vandalisme secara bersama di kota besar di Pulau Jawa.
Hal itu diketahui dari penyelidikan di ponsel para pelaku.
Kapolda Metro Jaya menyebut, aksi tersebut direncanakan pada 18 April 2020.
"Dari hasil membuka ponsel (pelaku) dalam arti selidik HP, kelompok ini merencanakan aksi pada 18 April 2020 vandalisme secara bersama-sama di beberapa kota besar di Pulau Jawa," kata Nana, mengutip dari Kompas.com.
Lebih lanjut, mereka berencana untuk membakar dan menjarah di tengah wabah corona ini.
Soal rencana keonaran tersebut, pihak kepolisian juga terus mendalami adakah dalang di balik aksi tersebut.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, Kelompok Anarko tak terstruktur akan tetapi mereka berkoordinasi lewat media sosial.
"Anarko itu kan memang tidak terstruktur. Mereka ada dalam satu grup, tapi pergerakannya sama menggunakan media sosial yang ada," katanya, Senin (13/4/2020), dikutip Tribunnews dari Kompas.com.
Diberitakan Tribunnews sebelumnya, admin grup WhatsApp dan Telegram dari aksi vandalisme provokatif di Tangerang merupakan seorang mahasiswa.
"Yang kemarin itu (aksi teror vandalisme, Red), mahasiswa dia itu adminnya," kata Kombes Pol Yusri Yunus kepada awak media di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (13/4/2020).
Baca: Jangan Pernah Berani Lakukan Vandalisme di Tembok Besar China, Ini Akibatnya
Baca: Terinspirasi Film The Joker, Aksi Vandalisme yang Dilakukan Tiga Orang di Banjar
3. Viral video sosok A1
Beredar di media sosial video seorang pria tanpa baju tengah duduk dan memperkenalkan identitasnya.
Di antaranya dibagikan oleh akun Twitter @lord_kobra.
Tampak sebuah tato bertuliskan huruf A di dada pria tersebut.
Dalam video tersebut, si pria memperkenalkan namanya sebagai Pius Laut Labungan.
Pius juga menjelaskna bahwa dirinya adalah A1 yang merupakan ketua Kelompok Anarko Sindikalis.
"Nama saya Pius Laut Labungan tempat lahir Ambon 7 Juni 1995. Saya adalah A1. Saya Ketua Anarko Sindikalis Indonesia dengan tujuan tatanan dunia baru tanpa pemerintahan," katanya seperti dilansir dalam video.
Pria itu juga mengaku memiliki rekan dengan tugas dan julukan yang berbeda.
"Saya punya A1 adalah saya, saya punya A2 bernama Johan yang bertugas dalam pencarian dana. Saya punya A3 Andreas Tagala yang bertugas sebagai koordinator lapangan. A4 Siamanaloho, yang bertugas sebagai pemberi doktrin," katanya.
Dalam video itu, Pius tampak duduk di sebuah ruangan dengan kedua tangannya terikat.
4. Sosok A1 ternyata curi helm polisi
Sosok pria bernama Pius tersebut ternyata telah ditangkap oleh jajaran Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
Pius ditangkap di kawasan Semanggi pada Minggu (12/4/2020) atas kasus pencurian.
Sosok A1 tersebut telah mencuri helm petugas polantas.
Hal ini disampaikan oleh Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Jerry Siagian.
"Kita hanya menangani kasus pencuriannya, pencurian helm petugas polantas," kata Jerry pada Rabu (15/4/2020), dikutip Tribunnews dari Kompas.com.
Pernyataan itu dibuat oleh Pius saat menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya.
Sementara terkait dengan pernyataan Pius, pihak kepolisian kini tengah melakukan penyelidikan.
"Itu video sudah kita kasih ke (Subdit) Kamneg sebagai bahan penyidikan mereka," tambah Jerry.
(Tribunnews.com/Miftah, Kompas.com/Rindi Nuris Velarosdela, Muhammad Isa Bustomi, Christoforus Ristianto)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.