Soal Rencana Penutupan KRL, Gubernur Banten Usulkan Hal Ekstrem: 14 Hari Kompak DKI Tak Ada Kegiatan
Gubernur Banten Wahidin Halim buka suara soal penutupan jalur KRL dari di wilayah Jabodetabek selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Banten Wahidin Halim buka suara soal penutupan jalur KRL dari di wilayah Jabodetabek selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berlangsung.
Dilansir TribunWow.com, Wahidin Halim menyatakan penutupan KRL itu justru akan menyulitkan warga yang masih harus bekerja di DKI Jakarta.
Terkait hal itu, ia pun memyampaikan saran yang ektrem untuk menangani penyebaran Virus Corona, yakni dengan menghentikan semua kegiatan di wilayah Ibu Kota selama 14 hari ke depan.
• Kemenhub Tak Setuju Penghentian KRL: Pengendaliannya dengan Pembatasan Bukan Penutupan Total
• Budi Arie Komentari soal Kisruh Stafsus Milenial Jokowi Surati Camat, Rosi: Itu Sudah Anda Katakan
Melalui tayangan YouTube Official iNews, Kamis (16/4/2020), Wahidin Halim menyebut padatnya penumpang KRL di tengah wabah Virus Corona disebabkan karena kegiatan perkantoran di Jakarta yang terus berjalan.
"Persoalannya itu kan tidak lepas dari masih berkantornya, masih ada aktivitas kerja setiap hari," kata Wahidin.
"Terus yang kedua, kereta api ini transportasi yang massal dan murah, serta tepat waktu."
Menurut Wahidin, penutupan jalur KRL itu justru akan menimbulkan masalah lain jika tak dibarengi dengan solusi.
Jika aktivitas perkantoran di Jakarta tak dihentikan sementara, para karyawan akan tetap nekat mencari alternatif lain untuk pergi ke Ibu Kota.
"Jadi memang dari Jabodetabeknya enggak bisa disalahin, hanya saja sebagai gubernur kita mencoba sebagaimana di Jawa Barat, ada alternatif dtutup kereta api," terang Wahidin.
"Tapi kalau di Jakarta masih kerja akhirnya mereka kan lewat jalur tertentu yang tidak bisa kita kontrol."