Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jelang Ramadhan, Manusia Gerobak Mulai Bermunculan di Jakarta

Petugas petugas Satpol PP Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, menggelar razia Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), Kamis (23/1/2020).

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Jelang Ramadhan, Manusia Gerobak Mulai Bermunculan di Jakarta
Tribunnews/Irwan Rismawan
Manusia gerobak berada di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Rabu (15/4/2020). Pemerintah memprediksi, dalam skenario sangat buruk angka kemiskinan di Indonesia bisa bertambah mencapai 3,78 juta orang dampak pandemi virus corona (Covid-19). Tribunnews/Irwan Rismawan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, menjelang Bulan Ramadan biasanya manusia gerobak maupun pengemis mulai marak ditemui di beberapa ruas jalan di Jakarta, seperti di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Manusia gerobak istilah yang dipakai untuk warga tak mampu yang menggunakan gerobak untuk mencari nafkah sekaligus tempat tidur bersama keluarganya di pinggir jalan.

Namun, kedatangan mereka bukan karena jelang Ramadan saja, melainkan karena kesulitan ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19.

Tidak adanya penghasilan membuat mereka pun turun ke jalan.

"Ya memang saat ini kita lihat mulai banyak ya, karena situasinya yang tadinya dia dapat penghasilan dari asongan atau apa, sekarang udah enggak ada."

"Ditambah sekarang udah mulai bulan puasa," kata Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat Ngapuli Perangin Angin, Selasa (21/4/2020).

Di sisi lain, menurut Ngapuli, keberadaan para pengemis ini bukan untuk meminta uang, melainkan karena banyak pengendara yang memberikan makanan kepada mereka.

Berita Rekomendasi

Sehingga, hal ini dimanfaatkan oleh para pengemis itu.

"Jadi memang kebanyakan ini karena ada beberapa pengendara yang bagi-bagi makanan."

"Nah, ini yang dimanfaatkan oleh mereka," ungkapnya.

Kondisi ini memang cukup menyulitkan bagi Sudinsos untuk melakukan tindakan.

Terlebih, keberadaan mereka karena faktor kesulitan pemasukan di tengah pandemi covid-19.

Untuk itu, pihaknya berkoordinasi dengan jajaran Satpol PP untuk melakukan teguran tanpa adanya penindakan.

Sehingga, dengan begitu, mereka tidak berkumpul di dalam satu titik.

"Kita sudah ada arahan dari pimpinan kita tidak bisa menjangkau mereka. Jadi hanya bisa menghalau," jelasnya.

Tidak dilakukan penjangkauan terhadap para pengemis ini, juga karena meminimalisir penyebaran Covid-19.

Sehingga, ketika akan dibawa ke panti sosial, tidak menyebarkan ke warga panti.

"Soalnya pernah kejadian kami jangkau, ternyata pas dibawa ke panti diperiksa itu positif."

"Makanya untuk saat ini kita hanya bisa lakukan sebatas teguran dan menghalau keberadaan mereka," tuturnya.

Namun, ia memastikan para pengemis dari luar daerah yang biasa datang ke Jakarta, dipastikan tidak akan terjadi.

Sebab, saat ini beberapa daerah luar Jakarta juga terus meningkatkan pemeriksaan di perbatasan wilayah.

Mengaku Cuma Cari Peruntungan

Petugas petugas Satpol PP Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, menggelar razia Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), Kamis (23/1/2020).

Setidaknya ada 11 PMKS yang terjaring, terutama di sekitar Masjid Istiqlal.

Mereka yang terjaring sempat memberontak dan mengaku tak mengemis di sekitar masjid.

Puluhan petugas Satpol PP pun langsung menyisir beberapa titik lokasi, yang disinyalir menjadi tempat para PMKS.

Mereka yang terjaring pun hanya bisa pasrah saat dimasukkan ke truk milik Dinas Sosial.

Namun, ada pula yang memberontak dan berusaha meyakinkan petugas mereka bukan mengemis.

Hal itu seperti yang dilakukan Zainal Abidin (60).

Ia sempat memberontak saat petugas menjaringnya.

"Saya bukan pengemis."

"Saya hanya mencari peruntungan dengan belas kasihan terhadap warga yang menjalankan ibadah," kata Zainal seusai diamankan petugas.

Zainal mengaku tak selalu berada di Masjid Istiqlal.

Ia kerap berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.

Ia pun mengaku tak memaksa warga yang ia temui.

"Lokasi saya pindah-pindah."

"Apalagi kalau datang petugas, ya saya pindah."

"Saya enggak mengemis," elaknya.

Sementara, Camat Sawah Besar Prasetyo mengatakan, razia ini merupakan kegiatan rutin.

Razia ini kerap dilakukan untuk menekan keberadaan para PMKS yang dianggap meresahkan masyarakat.

"Kegiatan ini sebenarnya rutin dilakukan."

"Biasanya dilakukan pada Hari Rabu yang dikenal dengan nama Rabu Tertib, tapi kita ganti harinya," terangnya.

Penertiban ini dilakukan dengan melibatkan petugas gabungan yang terdiri dari Satpol PP, Sudinhub, dan Sudin Sosial Jakarta Pusat.

Kegiatan ini juga akan terus dilakukan agar wilayah Sawah Besar bebas dari masalah sosial.

"Nanti kalau dapat PMKS akan langsung dibawa petugas ke panti oleh Sudin Sosial," ucapnya.

Sekretaris Camat (Sekcam) Kecamatan Sawah Besar Rizaldi menyebut, ada 11 PMKS yang dijangkau petugas.

Mereka nanti akan dibawa ke panti sosial.

"Tadi di Istiqlal ada 6 pengemis, dan di Jalan Kali Lio ada 3 manusia gerobak, kita langsung amankan."

"Pasukan yang kami kerahkan ada 70 personel gabungan," bebernya. (*)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Gara-gara Pandemi Covid-19, Manusia Gerobak dan Pengemis Cuma Dihalau dan Tak Diciduk

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas