Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Beralih Profesi Semasa Pandemi Covid-19 sebagai Tenaga Medis di Wisma Atlet, Ini Kisah Putra Pratama

Tak semua orang bertugas di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran berlatarbelakang sebagai tenaga medis.

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Willem Jonata
zoom-in Beralih Profesi Semasa Pandemi Covid-19 sebagai Tenaga Medis di Wisma Atlet, Ini Kisah Putra Pratama
TRIBUN/HO
Petugas medis berfoto bersama dengan ceria saat akan menangani pasien Covid-19 di RS Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Rabu (6/5/2020). Wisma Atlet Kemayoran telah dialihfungsikan menjadi RS Darurat Covid-19, setelah pandemi Virus Corona mendera Indonesia. TRIBUNNEWS/HO 

Dia bukannya terjangkit virus corona atau Covid-19.

Namun sesuai protap yang berlaku di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet para tenaga medis bekerja hanya selama sebulan lebih, yang dilanjutkan dengan dua minggu fase karantina atau masa libur.

Protap ini dilakukan agar tenaga medis tak kelelahan dan membuat risiko ketularan Covid-19 bertambah. Apalagi mereka berada di garda terdepan.

"Saya sebagai perawat, bertugas sejak bulan April, sudah satu bulan lebih di Wisma Atlet Kemayoran," ujar Putra, ketika dihubungi Tribunnews.com, Minggu (24/5/2020).

Baca: 1.805 Petugas PLN Siaga Jaga Pasokan Listrik di Maluku dan Maluku Utara hingga H+7 Idul Fitri

"Saat ini sedang tidak bertugas (off duty). Sedang karantina. Jadi satu bulan lebih on duty, dua minggu masuk fase karantina terkait ambang batas jangan sampai kelelahan. Protapnya gitu," imbuhnya.

Meski tengah menjalani masa libur atau off duty, Putra tetap berada di Tower 3 di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, tempat tenaga medis tinggal.

Bisa saja dia memilih pulang, namun batinnya berkecamuk mengingat dia bisa membawa virus kepada keluarganya.

BERITA TERKAIT

Oleh karena itu, perawat dari lembaga Ners Indonesia tersebut memilih untuk memendam rasa rindu kepada keluarganya.

Human Initiative mendirikan pos dapur air guna melayani Tenaga Kesehatan berbuka puasa selama bulan Ramadan, di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Jakarta, (06/05/2020).
Human Initiative mendirikan pos dapur air guna melayani Tenaga Kesehatan berbuka puasa selama bulan Ramadan, di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Jakarta, (06/05/2020). (Human Initiative)

"Kalau pulang sebenarnya bisa. Tapi ada protap, lebih baik tidak. Bahayanya ke keluarga kita, karena saya berhubungan langsung dengan pasien. Jangan sampai kita jadi carrier untuk pandemi ini. Jadi tidak menjadi pemutus mata rantai, malah jadi mata rantai baru kalau kita pulang," kata dia.

Putra menjelaskan di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran sendiri menegaskan ada tiga waktu jaga atau shift bagi tenaga medis.

Dibagi menjadi shift pagi, siang dan malam, setiap tenaga medis bekerja selama delapan jam setiap harinya. Biasanya shift pagi dimulai pukul 08.00 - 16.00, shift siang pukul 16.00 - 24.00, shift malam pukul 24.00 - 08.00.

"Tapi di bulan Ramadhan ada perubahan sedikit. Yang biasa pukul 08.00 menjadi 03.00. Sehingga shift pagi sampai pukul 11.00. Sementara shift siang pukul 11.00 sampai 19.00, dan dilanjutkan pukul 19.00 sampai 03.00," jelas Putra.

Putra mengungkap para tenaga medis di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran tak bekerja dengan waktu yang sama dengan waktu di rumah sakit pada umumnya.

Di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, kata dia, dalam seminggu mereka hanya bekerja selama 36 jam.

"Ambang batasnya kita seminggu kerja 36 jam. Jadi 8 jam x 3, sudah termasuk aman. Kalau di rumah sakit biasa lebih panjang (shiftnya)," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas