Cerita Penumpang Ojol di Hari Pertama PSBB Transisi: Pakai Helm Sendiri, Kurangi Ngobrol
"Antisipasi ya dengan membawa helm sendiri, memakai masker, sedia hand sanitizer sendiri, dan mengurangi ngobrol," katanya
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ojek daring atau online (ojol) sudah diperbolehkan kembali beroperasi di wilayah DKI Jakarta, Senin (8/6/2020).
Hal tersebut menyusul pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB transisi di masa pandemi virus corona atau Covid-19.
Baca: Valentino Rossi Dinilai Ambil Langkah Mubazir jika Tetap Bertahan di MotoGP
Silvy, salah satu pengguna jasa ojol, mengatakan dirinya mengantisipasi penularan virus corona atau Covid-19 dengan sejumlah cara.
Salah satunya dengan mengurangi ngobrol kepada driver ojol.
"Antisipasi ya dengan membawa helm sendiri, memakai masker, sedia hand sanitizer sendiri, dan mengurangi ngobrol yang tidak terlalu diperlukan," ujar Silvy, kepada Tribunnews.com, Senin (8/6/2020).
Selain itu, Silvy juga mengantisipasi dengan duduk agak menjauh dari driver.
Meskipun, hal tersebut sudah dilakukannya sebelum pandemi virus corona merebak.
Karyawan swasta di salah satu perusahaan properti tersebut mengatakan memilih untuk menggunakan jasa ojol lantaran lebih murah.
Dia mengatakan tak ada perubahan tarif ojol sebelum dan sesudah pandemi Covid-19 merebak.
"Sebenarnya lebih terbantu karena ojol motor sudah diperbolehkan beroperasi kembali. Lebih menghemat ongkos, apabila jarak dekat," kata dia.
Silvy berharap setiap driver ojol untuk menjaga kebersihan dan kesehatannya.
Karena bila terlalu lelah, kata dia, driver dapat rentan terhadap virus dan malah bisa menularkan ke yang lain.
Baca: Jawaban Soal Bagaimana Proses Terjadinya Pencernaan Makanan dalam Sistem Alat Pencernaan Kita?
"Kalau dari sisi perusahaan, mungkin dapat lebih diperhatikan lagi kesehatan para drivernya. Misal dengan memberikan jaket motor satu lagi sebagai pengganti apabila jaket yang satu sedang dicuci," ungkap Silvy.
"Karena kan virus menempel pada kain dan banyaknya penumpang setiap harinya. Atau mungkin dengan memberikan vitamin untuk masing-masing driver," tandasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.