Serangan John Kei ke Nus Kei Sangat Terencana Hingga Bentuk 4 Klaster, Berikut Fakta-faktanya
Nus Kei mengungkap alasan sang keponakan, John Kei, melakukan penyerangan terhadap dirinya.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG -- Nus Kei mengungkap alasan sang keponakan, John Kei, melakukan penyerangan terhadap dirinya.
Kericuhan tersebut dilandasi oleh masalah pembagian hasil penjualan tanah di Ambon, Maluku.
Hal itu juga terungkap dalam percakapan antara Nus Kei dan John Kei via WhatsApp (WA).
Nus Kei mengklaim, dalam percakapan WA, sebenarnya telah mengajak damai.
Baca: Soal Kasus John Kei, Kriminolog Menanggapi, Sebut Negara Tak Boleh Kalah
Baca: Diamankan Setelah Rusak Rumah Nus Kei, Lihat Reaksi Anak Buah John Kei Disuruh Berhitung oleh Polisi
Ia kecewa masalah dua orang, antara dirinya sebagai paman dan John Kei sebagai keponakan harus melebar hingga menimbulkan korban jiwa.
Berikut 6 Fakta kasus Paman dan Keponakan, Nus Kei vs John Kei
1. Isi Percakapan WA
Nus Kei blak-blakan terkait penyerangan kelompok John Kei di kediamannya pada Minggu (21/6/2020) lalu.
Rumah Nus Kei yang berada di Klaster Australia Nomor 52, Green Lake City, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang dirusak oleh para pelaku.
Bahkan pelaku menabrak sekuriti yang berjaga dan mengumbar tembakan hingga pengemudi ojek online mengalami luka.
Nus Kei menjelaskan bahwa kejadian ini hanya salah paham antara dirinya dengan John Kei.
Menurutnya ini merupakan masalah pribadi.
Ia pun membongkar percakapan dengan John Kei sebelum terjadinya keributan tersebut.
Mereka sempat menjalin komunikasi melalui aplikasi WhatsApp (WA).
Baca: Balasan Nus Kei Setelah Diserang Anak Buah John Kei, Minta Dipertemukan Sampai Datangi Kantor Polisi
"Memang kami saling WA. Dia minta ketemu," ujar Nus Kei saat ditemui Warta Kota di Green Lake City, Tangerang, Selasa (23/6/2020).
Dirinya menegaskan tak ada saling mengancam dalam pesan singkat tersebut.
Nus Kei pun berniat untuk berdamai dengan John Kei.
"Fair dong kalau saya WA seperti itu. Saya maunya damai saja, kita ini bersaudara. Dia keponakan saya. Ini paman dengan keponakannya. Kita ini masih satu garis keturunan," kata Nus Kei.
2. Pembagian Hasil Uang Tanah
Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana mengungkapkan bahwa motif kelompok John Kei menyerang Nus Kei karena masalah pembagian uang hasil penjualan tanah.
Menurut Nana, John Kei dan Nus Kei sejatinya merupakan saudara. John Kei merasa ada ketidakadilan dalam hasil penjualan tanah.
"Saudara John Kei merasa dikhianati terkait masalah pembagian uang yang mungkin mereka tidak sampai, ini sebenarnya masih pendalaman ya, tetapi intinya di sana," kata Nana saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (22/6/2020).
"Memang dari hasil keterangan ini juga mereka marga Kei, mereka faktanya masih saudara. Kemudian motif ini adalah masih keluarga antara John Kei dan Nus Kei dilandasi permasalahan pribadi antara keduanya," sambungnya.
Hal tersebut diketahui setelah penyidik memeriksa handphone dari John Kei. Dari situ, antara korban dan pelaku saling melakukan pengancaman.
Baca: Sikap John Kei Saat Berhadapan dengan Jacklyn Choppers, Ini Wajah Anak Buah Diduga Serang Nus Kei
"Terkait adanya ketidakpuasan pembagian uang hasil penjualan tanah, tetapi dengan dilandasi tidak adanya penyelesaian mereka saling mengancam melalui HP ini setelah kita periksa para pelaku ini," terangnya.
Nus Kei mengakui terjadi miskomunikasi dalam hal ini, yakni terkait pembagian hasil jual tanah di Ambon.
"Masalah kita berdua, selesaikan berdua. Jangan libatkan orang lain," ucap Nus Kei menirukan pesan WA yang dikirimkannya kepada John Kei.
3. John Kei Sengaja Serang Nus Kei?
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan dari hasil pemeriksaan terhadap John Kei dan 29 orang anggota kelompoknya, sampai Selasa (23/6/2020) diketahui bahwa, John Kei membentuk 4 klaster atau kelompok, untuk mengincar Nus Kei dan anggotanya.
"Dari hasil pemeriksaan dan pengembangan diketahui temuan bahwa John Kei ini mulai dari mengumpulkan sampai membagi 4 klaster. Tujuannya mencari sasaran yang direncanakan dan siapa saja yang dijadikan target terutama Nus Kei sendiri," kata Yusri di Mapolda Metro Jaya, Selasa (23/6/2020).
Empat klaster itu kata Yusri adalah klaster pertama yang beraksi di Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat. "Klaster kosambi ini ada 6 orang," kata Yusri.
Lalu klaster kedua sebanyak sekitar 25 orang kata Yusri untuk beraksi menyerang rumah Nus Kei di Green Lake City, Tangerang.
Kemudian klaster ketiga tambah Yusri adalah kelompok yang standby di rumah John Kei di Jalan Titian Utama X.
"Dan yang keempat kita sebut klaster mandiri karena ada 3 tempat, yakni di Pondok Gede, di Bekasi dan Tangerang," kata Yusri.
Tujuan mereka katanya adalah untuk mencari sasaran dan target untuk dibunuh termasuk Nus Kei.
"Untuk klaster di Kosambi berhasil membunuh saudara YR dan satu orang lainnya 4 jarinya putus. Sementara klaster Green Lake melakukan perusakan rumah Nus Kei," kata Yusri.
Sementara itu Kuasa Hukum John Kei, Anton Sudanto membantah bila kliennya memerintahkan anak buahnya menyerang rumah Nus Kei di Green Lake City, Tangerang, Banten, Minggu (21/6/2020).
Anton mengklaim, tidak ada bukti yang menunjukkan John Kei menginstruksikan anak buahnya untuk menyerang kediaman Nus Kei.
"Tentu itu kami membantah (John Kei perintahkan anak buahnya serang Nus Kei, Red), karena tidak ada bukti sama sekali," kata Anton saat menemani pemeriksaan John Kei di Dirkrimum Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (23/6/2020).
Yusri mengatakan pihaknya sudah sempat memintai keterangan Nus Kei, sesaat setelah pihaknya membekuk 30 orang anggota kelompok John Kei dari Bekasi, Minggu (21/6/2020) malam.
"Setelah penangkapan terhadap John Kei, Minggu malam, saat itu juga Senin subuh pukul 04.00, kita sudah lakukan pemeriksaan terhadap Nus Kei di Polda Metro sini, sampai pagi harinya," kata Yusri, Selasa (23/6/2020).
4. Memburu Pelaku Penembakan 7 Kali
Namun dari pemeriksaan itu katanya penyidik merasa belum cukup sehingga kembali meminta keterangan Nus Kei, Selasa (23/6/2020) hari ini.
Yusri mengatakan pihaknya sudah memeriksa memeriksa dan meminta keterangan sedikitnya 20 saksi terkait kasus pembacokan yang menewaskan Yustus Dorwing Rahakbau (YDR) di Duri Kosambi, Cengkareng, dan perusakan rumah Nus Kei di Tangerang, Minggu (21/6/2020) siang, yang dilakukan kelompok John Kei.
"Sudah ada 20 saksi yang diperiksa terkait kasus kelompok JK ini. Baik yang melihat dan tahu seputar kasus itu," kata Yusri di Mapolda Metro Jaya, Selasa (23/6/2020).
Ia mengatakan saat ini pihaknya masih memburu beberapa orang anggota kelompok John Kei dan salah satunya adalah orang yang membawa senjata api dan menembakkan 7 kali ke udara saat mendatangi rumah Nus Kei di Green Lake City, Cipondoh, Tangerang, Minggu (20/6/2020).
"Pemilik dan pemegang senjata api itu, yang menembakkan 7 kali ke udara, masih dalam pengejaran. Ini berdasarkan pengakuan beberapa pelaku yang kami amankan," kata Yusri.
Menurut Yusri saat kejadian, pelaku yang membawa senpi itu menembakkan 7 kali ke udara, dan satu peluru mengalami rikoset sehingga mengenai jari kaki pengemudi ojol.
"Sementara ini dari pengakuan, senpi hanya satu. Jenisnya apa belum kita ketahui karena belum dapat senjatanya. Jadi kita belum tau, nanti kalau sudah dapat senjatanya baru kita tahu dan kita sampaikan ya," kata Yusri.
5. John Kei dkk Tersangka
Sebelumnya Polda Metro Jaya telah mengamankan 30 orang anggota kelompok John Kei, termasuk John Kei dan menetapkannya sebagai tersangka dalam kasus pembacokan yang menewaskan Yustus Dorwing Rahakbau (YDR) di Duri Kosambi, Cengkareng, dan perusakan rumah Nus Kei di Tangerang, Minggu (21/6/2020) siang.
Wakil Dirreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Calvijn Simanjuntak mengatakan setelah menetapkan 30 tersangka yang berhasil diamankan Minggu malam, masih ada 6 pelaku lain anggota kelompom John Kei, yang terlibat dalam aksi pembacokan dan perusakan yang buron dan diburu pihaknya.
"Jadi dari hasil pendalaman, ada 6 orang anggota kelompok JK ini yang saat ini menjadi DPO (daftar pencarian orang-Red) kami dan masih kami kejar," kata Calvijn di Mapolda Metro Jaya, Senin (22/6/2020).
Menurut Calvijn dari pemeriksaan para tersangka diketahui sebelum melakukan aksi pembacokan dan penyerangan, kelompok John Kei ini sudah melakukan 4 kali pertemuan untuk merencanakannya.
Pertemuan untuk perencanaan aksi kata Calvijn dilakukan kelompok ini di Kelapa Gading, Jakarta Utara; di Cempaka Putih, Jakarta Pusat; serta di markas mereka di Perumahan Titian Indah, Bekasi.
"Selain sudah melakukan 4 kali pertemuan untuk merencanakan aksi itu, bahkan beberapa diantara mereka juga menyewa kamar di hotel di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, untuk memudahkan pergerakan mereka," kata Calvijn.
Sepanjang konferensi pers, John Kei yang mengenakan kaos merah dan kemeja tahanan warna oranye tampak tenang.
Meski kedua tangannya diborgol ke belakang, John Kei kelihatan serius mendengarkan penjelasan Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana.
Sorot matanya tajam memperhatikan jalannya konpers. Usai Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana memberi penjelasan, John Kei tampak sedikit menghampiri Kapolda Metro.
Keduanya tampak berbincang, sebelum akhirnya John Kei dibawa petugas dengan pengawalan ketat kembali ke tahanan.
6. Aksi Brutal Premanisme
Dalam konpers, Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana mengatakan bahwa aksi pembacokan di Cengkareng dan penyerangan rumah di Tangerang yang dilakukan kelompok John Kei, Minggu (22/6/2020) siang, adalah sebuah aksi brutal premanisme.
Aksi brutal kata Nana, diawali dengan rencana lebih dahulu untuk merampas nyawa orang lain dengan pembacokan di Duri Kosambi, Cengkareng, Minggu
"Atau dengan terang-terangan dan dengan sengaja bersama-sama menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang dan atau turut campur dalam perkumpulan yang bermaksud melakukan kejahatan atau dalam perserikatan lain yang dilarang oleh undang-undang," paparnya.
Ia menjelaskan pada Minggu (21/6/2020) pukul 11.30, terjadi penganiayaan yang dilakukan oleh kelompok John Kei.
"Pelaku berjumlah 5 sampai 7 orang terhadap kelompok Nus Kei dan terjadi di wilayah Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat. Ini menyebabkan 1 orang meninggal dunia yaitu atas nama ER," kata Nana.
Yang bersangkutan menurut Nana meninggal karena luka bacok di beberapa bagian. "Dan 1 orang lagi mengalami luka yakni 4 jari tangannya putus karena bacokan atas nama AR," ujarnya.
Kemudian di hari yang sama tamban Nana, sekitar pukul 12.25 ada kurang lebih 15 orang dengan menggunakan 4 unit kendaraan roda empat mendatangi rumah klaster Australia, Perumahan Greem Lake City.
"Ke 15 orang ini juga diduga dari kelompok John Kei mendatangi rumah tersebut di Perumahan Green Lake, klaster Australia Australia di Jalan Boulevard Cipondoh, Tangerang Kota. Mereka datang ke sana kemudian mencari seseorang," ujar Nana.
Seseorang yang dimaksud katanya adalah Nus Kei.
"Rumah tersebut memang merupakan rumah yang bersangkutan, tapi ia tidak ada. Yang ada istri dan anak-anaknya. Tetapi istri dan anaknya kemudian berusaha untuk meninggalkan tempat dan terjadilah pengrusakan rumah tersebut, mulai dari pintu, kemudian ruang tamu dan kamar yang dirusak oleh kelompok tersebut, kurang lebih lima belas orang," ujar Nana.
Selain itu katanya para pelaku juga merusak 2 unit kendaraan milik Nus Kei dan satu kendaraan milik tetangganya yakni Tomi.
Sehingga katanya menyebabkan satu orang security tertabrak yaitu atas nama Adi Nugroho dan satu orang pengemudi ojek online tertembak di bagian jempol jempol kaki kanan. "Saat ini keduanya dirawat di Rumah Sakit Medika, Karang Tengah," kata Nana (bum/dik)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul 6 Fakta Nu Kei vs John Kei, Mulai Percakapan WA, Rencana Penyerangan Hingga Penembakan 7 Kalis