Cerita Parman Terpaksa Jadi Pemulung Setelah Di-PHK di Tempat Kerja
Kondisi tubuh yang tak sebugar dulu membuat Parman bingung ingin melamar kerja sebagai apa.
Editor: Hasanudin Aco
"Saya jalan biasa sudah susah. 3 tahun lalu akhirnya, anak saya buat alat seadanya buat nopang tubuh saya pas jalan. Jadi tongkatnya dibuat pakai kursi," jelasnya.
Setelah berlangsung sekira dua tahun, tepat di tahun lalu ia mendapatkan tongkat dari salah satu warga.
"Mungkin dia juga sering lihat dan kasian sama saya. Akhirnya dia panggil saya" jelas Parman.
"Mau enggak itu pakai tongkat. Belajar aja dulu pelan-pelan pakai tongkat," ucap Parman menirukan suara pemberi tongkat.
Akhirnya ia pun belajar menggunakan tongkat dengan hati yang riang.
Setelah dua minggu akhirnya Parman lancar menggunakan tongkat.
"Sejak saat itu saya jadi pakai tongkat dan berterima kasih banyak sama orang yang sudah bantu saya itu," jelasnya.
Ingin sekolahkan anak
Pendidikan merupakan hal yang penting. Hal itu juga diungkapkan oleh Parman.
Secara sadar, Parman mengaku menyesal karena tak bisa menyekolahkan Dede hingga lulus Sekolah Menengah Atas (SMA).
Saat ini, ia hanya berharap Dede bisa lanjut sekolah lagi.
"Iya pinginnya anak saya bisa sekolah. Dia kan berhenti sekolah itu karena sayanya enggak ada biaya," katanya.
Kendati begitu, ia mengaku saat ini terbentrok biaya.
Pasalnya, sehari-hari ia dan Dede hanya mendapatkan pemasukan sebesar Rp 50 ribu sampai Rp 60 ribu perharinya.