Angelina Sondakh dan 11 Wanita Perkasa Sulap Pembuangan Puing Jadi Taman Edukasi Lapas Pondok Bambu
Dibantu 11 narapidana "perkasa", Angie sapaan akrabnya membangun gazebo, kandang ayam dan burung hingga perpustakaan di Taman Edukasi.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Narapidana kasus korupsi Wisma Atlet, Angelina Sondakh menyulap tempat pembuangan puing di Lapas Perempuan Kelas II A Pondok Bambu, Jakarta Timur.
Dibantu 11 narapidana "perkasa", Angie sapaan akrabnya membangun gazebo, kandang ayam dan burung hingga perpustakaan di Taman Edukasi.
"Setiap lapas ada program kemandirian. Di Pondok Bambu ada 11 narapidana diikutkan untuk bangun konstruksi awal jadi wanita perkasa," ucap Angie saat ditemui Tribun Network di Taman Edukasi, Lapas Kelas II A Pondok Bambu, Jakarta Timur, Jumat (17/7/2020) kemarin.
Dalam kesempatan yang sama, Kalapas Kelas II A Pondok Bambu, Herlin Candrawati juga mengamini dibangunnya taman edukasi merupakan ide dari Angie.
Pihaknya turun membantu apa-apa saja yang dibutuhkan.
Baca: Wanita di Palembang Selundupkan Gergaji Bantu Suaminya Kabur Dari Tahanan Polsek Sukarami
"Jadi kami suport, Angie punya ide. Ya ayo kita bikin sesuatu yang bernilai," tambah Herlin.
Pada Tribun Netrowk, Angie yang juga Putri Indonesia 2001 ini berbagi cerita awal mula berdirinya Taman Edukasi lengkap dengan rumah hijau hingga perpustakaan.
Sebelum dibangun ternyata Taman Edukasi adalah tempat pembuangan puing. Banyak ditemukan tumpukan bambu hingga besi bekas disana.
Menurut Angie, dulu tidak ada narapidana yang mau menginjakkan kaki ke tempat itu.
"Ini awalnya tempat pembuangan puing. Benar-benar tidak ada yang mau kesini. Apalagi ada septic tank. Dari Kementerian ada program kemandirian jadi kami mulai belajar buat konstruksi," tuturnya.
Angie bersama 11 narapidana lainnya belajar bagaimana cara mengecor, pasang keramik, hingga mendirikan gazebo untuk tempat bersantai.
Perabot plastik tidak luput diikreasikan menjadi meja hingga kursi. Bak air plastik juga disulap menjadi tempat cuci tangan dilapisi potongan bambu.
"Kami belajar buat gazebo, bagaimana cara mengecor, mengaduk semen. Jadi maaf-maaf kalau kurang rapi. Sampai gazebo ala kadarnya juga kami semua yang buat," imbuhnya.
Bergeser dari gazebo, Angie memamerkan perpustakaan mini. Buku-buku tertata tapi di rak kayu kecil. Beberapa buku lainnya sengaja digantung untuk memberi nuansa berbeda.
Budidaya sayur-sayuran menggunakan media tanah hingga metode hidroponik juga dilakoni oleh Angie dan 11 narapidana perempuan "perkasa".
Mereka juga merawat tanaman hias hingga anggrek di tempat khusus yang lebih teduh.
Angie yang menggenakan baju lengan panjang warna merah muda itu sesekali membantu narapidana lain yang tengah asyik merawat bunga anggrek.
Protokol kesehatan pencegahan Covid-19 diterapkan oleh Angie. Memakai masker dan face shield, Angie cekatan mengelap daun bunga anggrek menggunakan kapas yang sebelumnya sudah dibasahi air.
Terakhir Angie dan Kalapas Herlin mengajak Tribun Network ke tempat budi daya ikan lele. Angie bercerita lele tersebut baru beberapa hari lalu dipanen dan dikonsumsi oleh seluruh penghuni Lapas Pondok Bambu.
"Aku kalau sudah bebas sepertinya jadi petani saja. Disini sudah belajar menanam sayuran, tanaman hias sampai ternak lele. Pahitnya hidup sudah saya rasakan, kalau cuma dipatil lele mah kecil," celoteh Angie.
Untuk diketahui Angie saat ini masih menjalani masa hukuman atas kasus korupsi Wisma Atlet Palembang.
Di tahun 2022 nanti Angie baru bisa bebas dari hukuman yang dijatuhkan majelis hakim.