Remaja Korban Penganiayaan dan Ditelantarkan Orangtuanya di Duren Sawit Mengaku Ingin Sekolah
Tante RPP, Linda Sari (29) mengatakan, keponakannya berharap bisa belajar sebagaimana anak-anak sebayanya yang bernasib lebih mujur
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus penganiayaan anak di Duren Sawit, Jakarta Timur terbongkar.
Abdul Mihrab (40) seorang ayah diduga menganiaya putri tirinya, RPP (12).
Baca: Ayah yang Aniaya Putrinya di Duren Sawit Juga Mengeksploitasi dan Menelantarkan Korban
Tidak hanya itu, ibu kandung RPP, Ade Rohmah Widyaningsih juga diduga terlibat dalam penganiayaan tersebut.
RPP juga tidak hanya dianiaya, tetapi juga ditelantarkan hingga alami eksploitasi dari kedua orangtuanya.
Meski sudah memasuki usia remaja, namun orangtua RPP tidak menyekolahkan dia.
Meski demikian, RPP tetap masih memiliki semangat bersekolah.
Tante RPP, Linda Sari (29) mengatakan, keponakannya berharap bisa belajar sebagaimana anak-anak sebayanya yang bernasib lebih mujur.
"Dia ngomong 'Aku ingin kayak orang-orang, bisa sekolah. Jadi aku enggak main terus di rumah' begitu," kata Linda menirukan ucapan RPP di Duren Sawit, Jakarta Timur, Sabtu (25/7/2020).
Meski dikenal termasuk anak yang pintar, pendidikan terkahir putri kandung Abdul itu terhenti di tingkat Pendidikan Usia Dini (PAUD).
RPP bisa belajar di PAUD pun bukan berkat Abdul, melainkan dibiayai sang nenek, Narti (64) yang merupakan ibu kandung Abdul.
"Dulu pas ibu saya (Narti) masih sehat didaftarkan di PAUD. Tapi semenjak ibu strok enggak sekolah lagi. Kalau ayahnya enggak ada usaha nyekolahin," ujarnya.
Linda menuturkan pihak Kelurahan Pondok Kopi sudah menawarkan bantuan agar RPP bisa melanjutkan pendidikan di Pesantran.
Namun RPP lebih berharap agar dia bisa melanjutkan pendidikan di SD agar bisa bersama keluarga besarnya yang masih warga Duren Sawit.
"Maunya sekolah biasa saja, biar masih bisa ketemu keluarga. Tapi Alhamdulillah banyak yang perhatian, kemarin Kak Seto datang ke sini juga, nemuin anaknya," tuturnya.
Linda menyebut Kak Seto datang pada Jumat (24/7/2020) guna memastikan RPP dapat pendampingan psikologis untuk pulih dari trauma.
Baca: Gadis 12 Tahun di Duren Sawit Diduga Dianiaya Ayah, Sang Ibu Paksa Bekerja Hingga Subuh
Pada Minggu (26/7/2020) rencananya Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA) Arist Merdeka Sirait juga datang menemui RPP.
"Kemarin pas Kak Seto datang dia (RPP) bilang mau sekolah lagi dan cita-citanya mau jadi dokter. Dari pihak keluarga juga maunya anak ini bisa sekolah lagi," lanjut Linda.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: Anak Korban Penganiayaan Ayah dan Ibu Tiri di Duren Sawit Ingin Bisa Sekolah Lagi