Seorang Anak Hampir Jadi Korban Pelecehan Seksual, Modusnya Iming-iming Game Online
Melalui isi percakapan via WhatsApp tersebut, ia mendapati sang adik hampir menjadi korban pelecehan seksual
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Coba menyikapi dengan bijak dan mengatur emosional, TA bertanya kepada GR tentang si penelpon.
"Dek itu siapa yang telepon?" tanyanya.
"Enggak tahu kak," balas GR polos.
"Kalau enggak tahu, kamu dapat nomornya dari mana?" tanya TA kembali.
"Dia menyebutkan nama temannya. Saya sama ibu saya segera ke rumah teman yang dimaksud itu. Kata yang bersangkutan dia enggak tahu juga nomor itu dari mana, tapi dia minta nomor teman-teman dari game," jelas TA.
Selanjutnya TA dan orang tuanya segera melihat isi percakapan GR dengan si penelpon tadi.
Kaget, kesal dan gelisah menjadi kondisi yang bisa diutarakan olehnya saat itu.
Sebab, melalui isi percakapan via WhatsApp tersebut, ia mendapati sang adik hampir menjadi korban pelecehan seksual.
Penelpon memanfaatkan kepolosan sang adik dan memintanya membuka celana, dengan iming-iming diamond untuk permainan online.
"Akhirnya mulai dari situ ibu saya yang juga merupakan guru PAUD memberikan pendidikan seks sejak dini atau sex education untuk adik saya. Hal ini guna menghindari kasus serupa terjadi kembali."
"Kami juga sempat melaporkan ke Komnas Perlindungan Anak dan Kepolisian. Namun belum secara tertulis aduannya sebab GR statusnya belum menjadi korban karena dia enggak pernah sampai melakukan yang disuruh si penelpon itu," jelasnya.
Harapan
Kejadian tersebut tentunya memilukan dan keluarga TA cukup merasa terpukul.
Syukurnya, TA segera mengetahui hal tersebut sebelum kejadian.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.