Lewat Cilandak Tak Pakai Masker Bakal Dihukum Masuk Peti Mati? Begini Kata Pak Camat
Sebab, seseorang dipastikannya akan kesulitan untuk bernafas apabila beridiam diri dalam peti mati.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Postingan salahsatu warganet di Jakarta menjadi viral dalam beberapa har ini.
Postingan tersebut mengabarkan para pelanggar protokol kesehatan termasuk yang tak pakai masker di kawasan Fatmawati, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, akan dihukum masuk ke dalam peti mati.
Berikut bunyi kabar itu:
Yang Lewat Fatmawati tdk menggunakan masker akan di hukum masuk peti mati selama 5 mnt..... bagaimana gaesss msh gk mau pake masker?????
Lantas apakah kabar tersebut benar adanya?
Ditemui WartaKota (grup TribunJakarta), Camat Cilandak, Jakarta Selatan, Mundari membantah kabar tersebut.
Dirinya menegaskan sanksi berupa berdiam diri di dalam peti mati adalah hoax.
Baca: Pemprov DKI Jakarta Siapkan Aplikasi Bantu Lacak Riwayat Perjalanan Pasien Covid-19
"Yang kabar itu ya, nggak benar itu," katanya.
Mundari menuturkan, sanksi sangakt tidak manusiawi.
Sebab, seseorang dipastikannya akan kesulitan untuk bernafas apabila berdiam diri dalam peti mati.
"Jangankan lima menit masuk peti, semenit saja sudah susah bernafas pasti," ungkap Mundari.
Meski demikian, Mundari menyatakan akan tetap menjalani protokol kesehatan sesuai ketentuan.
"Yang pasti kita menjalankan sesuai Perda yang ada. Tetapi untuk hukuman masuk peti ya tidak begitu juga lah," imbuh Mundari.
Baca: Pembuat Peti Mati Temukan Batu Diduga Meteor, Magnet Bisa Menempel, Ada yang Menawar Rp 1 Miliar
Pemprov DKI Sebar Peti Mati
Pemprov DKI Jakarta membuat kebijakan baru untuk mengingatkan bahaya virus Covid-19 kepada masyarakat.
Rencananya akan disebar peti mati corona di setiap Kecamatan ibu kota.
Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi mengatakan rencana penyebaran peti mati ini dicanangkan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.
Mulai 18 Agustus seluruh Kecamatan akan diletakan sebuah peti mati Covid-19.
"Iya (rencana menyebar peti mati Covid-19). Nanti kan rencananya akan dicanangkan pak Wagub 18 Agustus di terowongan kendal," ujar Irwandi.
Untuk Jakarta Pusat sendiri, kata Irwandi akan menyebar delapan peti mati sesuai jumlah Kecamatannya.
Namun ia masih menunggu instruksi lebih lanjut dari Biro Tata Pemerintahan terkait rencana ini.
Baca: Perpanjang Fase Pemulihan Covid-19, Malaysia Tetap Larang Wisatawan Asing Masuk hingga Desember 2020
"Kalau kita per kecamatan 1 ya, di Jakpus ada delapan. Jadi kita tinggal nunggu kabar dari biro Tapem, kapan pastinya," tuturnya.
Ia menyebut rencana ini dibuat karena menganggap kampanye melaksanakan protokol kesehatan perlu ditambah.
Irwandi juga masih memperhitungkan lokasi mana saja yang strategis untuk ditempatkan peti mati ini.
"Iya sipaya warga tahu, itu kan inisiatif pak wagub, supaya mengingatkan masyarakat, kalau pake toa terus kan capek ya, spanduk juga ngga dibaca, mungkin dengan peti mati bakal sadar," pungkasnya.
Lima Kepala Daerah Meninggal karena Virus Corona
Berikut sejumlah kepala daerah di Indonesia yang meninggal dunia akibat terjangkit virus corona.
Jumlah korban meninggal akibat virus corona di Indonesia terus mengalami penambahan setiap harinya.
Tak hanya masyarakat umum, sejumlah pejabat juga turut menjadi korban dari keganasan Covid-19.
Berdasarkan pantauan Tribunnews.com, hingga Jumat (28/8/2020), sedikitnya sudah ada lima kepala daerah di Indonesia yang meninggal dunia setelah terjangkit Covid-19.
Siapa saja mereka? Berikut Tribunnews.com telah merangkumnya dari berbagai sumber:
1. Wakil Bupati Way Kanan
Bupati Way Kanan Edward Anthony menghembuskan napas terakhirnya setelah sepekan dirawat di RSUD dr H Abdul Moeloek Bandar Lampung karena terjangkit Covid-19.
Kabar meninggalnya Wakil Bupati Way Kanan Edward Antony dibenarkan oleh Juru Bicara (Jubir) tim gugus tugas penanganan Covid-19 Kabupaten Way Kanan, Anang Risgiyanto.
"Benar," ujar Anang saat dikonfirmasi TribunLampung,co.id, Minggu (16/8/2020).
Anang menyebut, Edward dinyatakan positif Covid-19 pada 8 Agustus 2020.
Dari hasil tracing yang dilakukan, sebelum dinyatakan positif, Edward diketahui punya riwayat perjalanan ke Jakarta.
Lantaran mengeluh sesak napas, akhirnya dilakukan perawatan di ruang isolasi.
Selain dinyatakan positif corona, Edward juga diketahui memiliki penyakit penyerta, yaitu diabetes melitus dan jantung.
2. Wali Kota Banjarbaru
Wali Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel), Nadjmi Adhani meninggal dunia pada Senin (10/8/2020) akibat Covid-19.
Nadjmi meninggal setelah menjalani perawatan selama dua pekan di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin.
Kabar meninggalnya Nadjmi Adhani disampaikan langsung oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarbaru, Zaini Syahranie.
"Innalillahiwainnailaihi rojiun, telah meninggal dunia bapak Wali Kota Banjarbaru H Nadjmi Adhani, pukul 02.30 Wita di Rumah Sakit Ulin Banjarmasin," ujar Zaini dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.
Sebelum meninggal, Nadjmi Adhani mengumumkan, dirinya bersama istri terinfeksi Covid-19 melalui video dan dibagikan kepada sejumlah jurnalis.
Video tersebut direkam di salah satu ruangan Rumah Sakit Daerah Idaman (RSDI) Banjarbaru.
Dalam video berdurasi dua menit tersebut, Nadjmi Adhani tampak mengenakan alat bantu pernapasan.
Tak lama setelah membagikan video tersebut, kondisinya dilaporkan menurun dan dirujuk ke RSUD Ulin Banjarmasin.
3. Bupati Morowali Utara
Mengutip Kompas.com, Bupati Morowali Utara, Aptripel Tumimomor meninggal dunia sehari sebelum hasil swab keluar.
Aptripel Tumimomor meninggal pada Kamis (2/4/2020) malam di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wahidin Sudirohusodo, Makassar.
Kemudian hasil uji laboratorium sampel cairan tenggorokan Aptripel Tumimomor baru keluar pada Jumat (3/4/2020).
Tim medis RSUP Wahidin Sudirohusodo menyatakan, Bupati Morowali Utara itu positf terinfeksi virus corona.
Sebelum dirujuk ke Makassar, Aptripel Tumimomor sempat menjalani perawatan di RSU Kolonadale, Morowali Utara.
Namun, sehari setelah dirawat di RSUD Wahidin Sudirohusodo, Aptripel Tumimomor meninggal dunia.
Aptripel Tumimomor terinfeksi virus corona setelah melakukan perjalanan ke Jakarta selama dua minggu.
4. Wali Kota Tanjung Pinang
Wali Kota Tanjungpinang Syahrul meninggal dunia di ruang ICU Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Raja Ahmad Thabib, Kepulauan Riau akibat Covid-19.
Syahrul menghembuskan napas terakhir pada Selasa (28/4/2020) sekira pikul 16.45 WIB.
Kabar duka ini disampaikan jubir gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kepulauan Riau (Kepri) yang juga kepala Dinas Kesehatan Prov Kepri Tjetjep Yudiana.
Tjetjep menhatakan, kabar duka ini didapat dari tim medis yang merawat orang nomor satu di Tanjungpinang ini.
"Innalillahi wainnailaihi rojiuun, telah berpulang ke Rakhmatullah Bapak Wali Kota Tanjungpinang hari Selasa tgl 28 April 2020, sekitar pukul 16.45 WIB. Semoga Arwah beliau mendapat tempat yang Mulya di sisi Allah SWT Aamiin YRA,” kata Tjetjep melalui pesan WhatsApp, Selasa (28/4/2020), dikutip dari Kompas.com.
Tjetjep mengaku, sebelumnya kondisi Syahrul sempat membaik, meski mengenakan ventilaotor sebagai alat bantu pernapasan.
Informasi dari tim kesehatan menyebutkan, bahwa ginjal dan jantung mulai berfungsi normal.
Walau ginjal dan jantung mulai berfungsi, pada Selasa siang Syahrul belum sadarkan diri dan masih menggunakan ventilator.
"Padahal siang tadi kondisinya stabil, namun kenyataan berkata lain, semoga arwah beliau mendapat tempat yang Mulia di sisi Allah SWT, Aamiin," ujarnya.
5. Plt Bupati Sidoarjo
Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo, dr Syaf Satyawarman mengatakan, pihaknya sempat curiga saat Nur menderita sakit.
Sebelum meninggal, Nur sempat merasakan demam, batuk, dan sesak napas.
Nur sempat diminta untuk melakukan swab tes, namun kader PKB ini menolaknya.
"Kami sudah curiga saat beliau sakit, namun beliau menolak saat kami tawarkan tes swab," kata Syaf, dikutip dari Kompas.com.
Karena kondisi semakin memburuk, Nur kemudian dibawa ke Rumah Sakit Sidoarjo untuk mendapat perawatan.
Ternyata, saat diperiksa, Nur dinyatakan terjangkit Covid-19.
Lantaran kondisi kesehatan yang terus menurun, Nur meninggal pada Sabtu sore. (tribunjakarta/wartakota/tribunnews)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Camat Cilandak Bantah Kabar Tak Pakai Masker di Fatmawati Dihukum Masuk Peti Mati, Ini Penjelasannya