Polisi Periksa 6 Saksi Termasuk Nakhoda KM Starindo Jaya Maju VI Terkait Penemuan 5 Mayat ABK
Lima mayat ABK tersebut sudah berada selama di dalam ruang pendingin ikan hampir dua minggu tepatnya 12 hari.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - KM Starindo Jaya Maju VI kedapatan membawa lima mayat anak buah kapal (ABK) saat di perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu Utara usai berlayar dari Samuder Hindia.
Kasubag Humas Polres Kepulauan Seribu Iptu Bambang Agus menceritakan pada saat aparat menemukan lima mayat dalam kapal itu, mereka baru saja usai mencari ikan di Samudera Hindia.
"Jadi memang saat ditemukan di Pulau Pari itu kapal tersebut dari perairan Samudera Hindia, dekat negara Srilanka," ujar Agus, Jumat (18/9/2020).
Ketika itu mereka sedang dalam perjalanan kembali menuju Pelabuhan Muara Baru usai dua bulan berlayar. Mereka memutuskan pulang karena adanya ABK yang meninggal dunia.
"Jadi pas ada ABK yang meninggal, mereka memutuskan untuk balik ke (Pelabuhan) Muara Baru, pelabuhan asal keberangkatan," ucapnya.
Lima mayat ABK tersebut sudah berada selama di dalam ruang pendingin ikan hampir dua minggu tepatnya 12 hari.
Baca: Tak Temukan Unsur Pidana, Polisi Hentikan Penyelidikan Kasus Kematian 5 ABK KM Starindo Jaya Maju V
"Informasi yang didapat dari nakhoda (lima mayat) sudah (disimpan) 12 hari,"” ucap Agus.
Selama itu pula nakhoda bersama dengan para ABK KM Starindo Jaya Maju VI tidak ada inisiatif memberitahu ada lima mayat yang disimpan di cold storage atau ruangan pendingin.
"Sampai saat ini belum ada keterangan sudah menyampaikan apa belum. Kami sendiri juga belum menerima laporan," sambungnya.
Selanjutnya kelima mayat ABK tersebut langsung dievakuasi ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur untuk dilakukan proses visum et repertum.
Pesta Miras
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan kelima jenazah Anak Buah Kapal (ABK) yang ditemukan meninggal di dalam ruang pendingin diduga tewas usai pesta minuman keras oplosan.
Menurut Yusri, pesta miras itu dilakukan kelima korban sebagai bentuk selebrasi setelah dua bulan tidak pulang karena harus berkegiatan penangkapan ikan.
"Hasil keterangan awal 5 ABK itu dua minggu lalu (meninggal--red) sekitar tanggal 3 September pada saat kapal akan pulang. Karena setelah dua bulan penangkapan, melakukan pesta miras oplos dan mengakibatkan 5 orang itu meninggal dunia," kata Yusri.