Motif Dokter Klinik di Percetakan Negara Aborsi 32.760 Janin, Tergiur Keuntungan yang Tinggi
sang dokter bakal mendapatkan jatah minimal 40 persen dari total keuntungan klinik tersebut.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes pol Yusri Yunus mengatakan motif dokter berinisial DK memilih untuk menerima tawaran menjadi dokter klinik aborsi di Jalan Percetakan Negara karena motif ekonomi.
Yusri mengatakan pelaku tergiur dengan uang yang ditawarkan oleh pemilik klinik aborsi tersebut.
Sebab, kata dia, sang dokter bakal mendapatkan jatah minimal 40 persen dari total keuntungan klinik tersebut.
"Memang faktornya setelah diambil keterangan faktornya itu faktor ekonomi. Keuntungan yang didapat cukup tinggi karena tergiur dengan keuntungan cukup tinggi," kata Yusri di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (24/9/2020).
Dalam data yang dimiliki polisi, klinik itu telah mendapatkan keuntungan Rp 10 milliar sejak 2017 telah beroperasi.
Uang haram itu didapat dari praktek aborsi sebanyak 32.760 janin pasiennya.
"5 hingga 7 bahkan 10 pasien setiap hari. Klinik itu menerima Rp 2 juta, Rp 2,5 juta sampai dengan Rp 5 juta tergantung batas dari umur kandungan," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Polda Metro Jaya kembali menggerebek klinik aborsi ilegal di Jalan Percetakan Negara III, Jakarta Pusat pada Rabu (9/9/2020) lalu. Dalam operasi penggerebekan tersebut, polisi mengamankan 10 orang sebagai tersangka.
Penggerebekan tersebut berawal dari laporan masyarakat mengenai dugaan adanya praktek klinik aborsi ilegal di dalam suatu klinik yang berbentuk rumah. Polisi kemudian melakukan penggeledahan di tempat tersebut.
"Kami melakukan penggeledahan di 1 klinik di daerah percetakan negara dan mengamankan 10 orang yang merupakan satu pengungkapan kasus aborsi ilegal," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (23/9/2020).