Proses Tawar Menawar Harga Aborsi Ternyata Dilakukan Saat Kandungan Pasien Diperiksa dengan USG
RS menggugurkan kandungannya yang sudah berusia 5 minggu. Klinik itu hanya melayani pasien dengan usia janin maksimal 14 minggu.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Dewi Agustina
RS kemudian membayar uang pendaftaran sebesar Rp 250 ribu, dengan rincian Rp 200 ribu untuk pendaftaran dan Rp 50 ribu untuk cek USG.
Baca: Fakta Aborsi Ilegal di Jakarta Pusat: Gugurkan 32.760 Janin, Dokter Abal-abal Hingga Raup Rp 10 M
Setelah membayar uang pendaftaran, RS dibawa ruang USG. Di ruang tersebut telah menunggu dokter berinisial DK. Tersangka dokter DK ini kemudian memeriksa kondisi janin RS.
"Di situ, di tempat USG itulah terjadinya tawar menawar harga," ucap Calvijn usai rekonstruksi.
Setelah tercapai kesepakatan harga, selanjutnya tersangka DK memasukkan selang vakum yang digunakan untuk menyedot janin di dalam rahim RS.
Setelah melakukan tindakan aborsi, asisten dokter DK berinisial LL masuk ke ruangan tindakan tersebut. Tersangka LL mengambil tabung vakum berisi gumpalan darah janin tersebut.
Oleh tersangka LL darah gumpalan janin tersebut dibawa ke kamar mandi. Di tempat tersebut, LL membuang barang bukti ke kloset kamar mandi.
Setelah membuang janin, tersangka LL kemudian membersihkan ruangan tindakan aborsi. Sementara tersangka RS dipindahkan ke ruang tunggu pasien untuk beristirahat.
Calvijn menyebut, untuk proses aborsinya saja hanya berlangsung selama lima menit.
"Jadi pada saat proses pengambilan (janin dengan) vakum atau melakukan aborsi itu estimasi hanya 5 menit. Ini yang sudah dituangkan dalam berita acara pemeriksaan," ujar dia.
Calvijn juga mengatakan, proses penghilangan barang bukti dari klinik tersebut memang tidak melibatkan bahan-bahan kimia, tapi langsung dibuang ke kamar mandi.
"Tahapan terakhir terkait penghilangan barang bukti. Penghilangan barang bukti di praktik ini dilakukan tanpa adanya bahan kimia, berbeda dengan TKP sebelumnya," jelas Calvijn.
Baca: Polisi Menggelar Rekonstruksi Kasus Klinik Aborsi Ilegal di Jalan Percetakan Negara Siang Ini
"Ini bisa dibuktikan si asisten dokter membuang gumpalan darah hasil aborsi ke dalam toilet yang ada di ruang tindakan. Sehingga kami penyidik dibantu tim labfor dan identifikasi membuka septic tank dan kami temukan apa yang dijadikan barang bukti tersebut," imbuhnya.
Adapun tarif aborsi di klinik ini dimulai dari Rp 2 juta hingga Rp 4 juta, tergantung usia janin dalam kandungan.
Dalam sehari klinik tersebut mampu menangani 5 sampai 6 pasien dengan keuntungan rata-rata Rp 10 juta.