Demo Rusuh Tolak UU Cipta Kerja Hasilkan Sampah Nyaris 500 Ton, Spanduk Tolak Anarkisme Bermunculan
Buntut dua kali demo tolak UU Cipta Kerja, total sampah yang terkumpul di DKI Jakarta mencapai 415,5 ton, nyaris 500 ton.
Penulis: Theresia Felisiani
Ratusan petugas dan armada disebar ke lokasi yang menjadi konsentrasi sampah pscademo. Meliputi Jalan Medan Merdeka Barat khususnya wilayah Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Timur, Tugu Tani, sekitar Jalan Budi Kemuliaan, dan kawasan Simpang Senen.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih menuturkan sebanyak 12 unit penyapu jalan otomatis (road sweeper), 12 unit pikap, 11 unit truk sampah anorganik, dan 25 unit truk sampah tiper dioperasikan guna membantu pembersihan.
"Petugas kami siapkan dengan 650 karung dan 250 sapu. Kami terus lakukan penanganan sampah sampai tuntas," ucap Andono dalam keterangannya, Rabu (14/10/2020).
Dalam giat pembersihan, Dinas LH DKI mengumpulkan 17,5 ton alias 47,43 meter kubik sampah yang dihasilkan dari aksi penyampaian pendapat tersebut.
"Total sampah yang berhasil kami angkut 17,5 ton atau 47, 43 meter kubik," ujarnya.
Sampah Dibuang ke Bantargebang
Oleh Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, sampah tersebut dibuang ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Kota Bekasi.
Jenis sampahnya beragam, dari sisa kayu, bungkus bekas makanan dan minuman, puing serta lainnya.
Berdasarkan catatannya, sampah paling krusial berada di sepanjang jalan dari Bundaran HI sampai ke Kota, dan Bundaran HI ke Blok M.
Spanduk tolak anarkisme menghiasi ibu kota
Beberapa hari terakhir spanduk tolak anarkisme bermunculan di Jakarta.
Spanduk bertuliskan " Warga Jakarta Menolak Anarkisme" dan "Jangan ajarkan anak SMA dengan Anarkisme" terpampang di beberapa sudut ibu kota.
Sejumlah sepanduk menolak anarkisme di DKI Jakarta itu juga dipampang di pinggir jalan hingga jembatan penyebrangan orang (JPO).
Spanduk-spanduk tersebut bermunculan menyusul aksi anarkisme saat demonstrasi menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja, beberapa hari yang lalu.