Kisah Suwarno, Penjual Kelapa yang Tekun Cari Nafkah Hingga Bisa Kuliahkan 2 Anaknya & Raih Cumlaude
Kesuksesan keduanya memang tak lepas dari peran Suwarno dan Yatimah, istri yang dinikahinya tahun 1995 silam.
Editor: Hasanudin Aco
Soal bekerja, Suwarno mulai berjualan pukul 04.30 WIB hingga pukul 15.00 WIB.
Meski waktunya banyak tersita di tempat kerja, Suwarno tetap mendidik anak-anaknya agar disiplin, takwa, dan rajin belajar.
Hasilnya, anaknya mampu tumbuh dan berprestasi di sekolah.
Meski baik dari akademik, tentu saat bicara tentang sekolah, ada biaya yang tidak sedikit yang mesti mereka keluarkan untuk anak-anaknya.
"Pokoknya anak saya harus lebih baik dari saya. Itu yang selalu saya pikirkan. Tahun 2015 itu saya sempat bimbang dan khawatir ya, apakah bisa menyekolahkan mereka hingga kuliah. Tapi saya bersyukur, selalu ada rejeki yang terduga untuk mereka terutama Selly dan Alvi," paparnya.
Selly mendapatkan beasiswa penuh saat kuliah di Universitas Semarang, begitu pula Alvi yang meraih beasiswa pada semester kedua.
Hanya saja, kebutuhan sekolah bukan hanya untuk keduanya. Ada dua buah hati lagi yang memerlukan perhatian.
"Sedikitnya sebulan kami harus menyiapkan 30 jutaan untuk biaya sekolah anak-anak. Minjam pun tidak masalah, jangan sampai anak-anak tahu apa kesulitan yang saya alami. Pokoknya mereka harus bisa fokus belajar, perihal biaya itu saya yang pikirkan," paparnya.
Sikap tidak gampang menyerah pun ditunjukkan oleh Suwarno demi kesuksesan anak-anaknya.
Namun, dalam hubungan anak dan orang tua, ada jalinan komunikasi yang tak pernah putus.
"Untuk Selly, setiap malam kami video call, kalau Alvi kan memang tinggal di rumah. Saya tetap beri masukan, jadi tempat curhat mereka, dan sebagai ayah, saya tetap berubaya memberikan perhatian maksimal kepada mereka," paparnya.
Alhasil, Suwarno pun memetik hasilnya. Ia bangga dua anaknya lulus luliah dengan hasil yang memuaskan.
"Harapan saya, semoga mereka bisa berbakti bagi negara, orang tua, dan bisa mengaplikasikan ilmunya," tutup Suwarno.