Pengakuan Kapten, Masih 17 Tahun dan Pimpin Komplotan Penodong di Terminal Tanjung Priok
Komplotan penodong di Terminal Bus Tanjung Priok selalu membawa senjata tajam saat beraksi.
Editor: Sanusi

"Saat korban BA (Bahrudin) diancam dengan pisau, dia berusaha menangkis sehingga tangannya terluka. Demikian juga punggungnya mendapat luka tusukan senjata tajam milik pelaku," jelas Hadi.
Akibat ditodong, korban kehilangan ponsel dan uang tunai Rp 55.000.
Adapun terkait kasus ini, polisi sudah menangkap dua anggota komplotan penodong tersebut.
Mereka yang ditangkap ialah MRR alias Kapten serta DS. Kapten berperan sebagai pemimpin komplotan dan DS berperan sebagai eksekutor.
Atas perbuatannya, kedua pelaku dijerat pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan.
Saat ini, polisi juga masih mengejar pelaku lain yang termasuk anggota komplotan tersebut.
Remaja usia belasan tahun jadi komandan
Komplotan penodong yang biasa beroperasi di Terminal Bus Tanjung Priok, Jakarta Utara, diringkus.
Dari sejumlah pelaku yang tergabung dalam komplotan bersenjata tajam tersebut, polisi sudah meringkus dua orang yang masing-masing berinisial MRR dan DS.
Rupanya, MRR sendiri adalah pemimpin dari komplotan penodong ini.
Dia dipanggil Kapten oleh anggota komplotannya setiap melancarkan aksi di terminal.
Kapolsek Tanjung Priok Kompol Hadi Suripto mengatakan, MRR alias Kapten memiliki sedikitnya delapan anak buah yang usianya di atas 20 tahun.
"Kapten ini kecil, tapi anak buahnya umur-umur 20 sampai 22 tahun," kata Hadi di Mapolsek Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (23/10/2020).
Kanit Reskrim Polsek Tanjung Priok AKP Paksi Eka Saputra menambahkan, Kapten yang bertubuh kecil tersebut ditaksir masih berusia belasan tahun.
