Tiga Bocah di Tambora Ternyata Bukan Korban Eksploitasi Remaja Bertato, Begini Nasib Mereka Sekarang
Tiga bocah yang ditemukan menangis di Pasar Asemka ternyata bukan korban eksplotasi, 2 sudah diambil orangtuanya, satu dibawa ke panti sosial anak.
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga bocah yang ditemukan anggota PPSU Roa Malaka di Pasar Asemka, Tambora, Jakarta Barat bukanlah korban eksploitasi.
Hal ini diketahui setelah kepolisian turun tangan, mendatangi GOR Cengkareng yang jadi tempat ketiga bocah itu dititipkan.
Sebelumnya kisah ketiga bocah ini ramai diberitakan karena mengaku sebagai korban eksploitasi, dicekoki miras, disuruh mencuri hingga mengemis oleh remaja bertato.
Ditambah lagi, orangtua dari tiga bocah itu sudah angkat bicara, memberikan keterangan ke petugas Sudinsos Jakarta Barat.
Baca juga: Cerita Bocah Dicekoki Miras Dipaksa Mengemis Sampai ke Telinga Mensos, Bakal Dilaporkan ke Polisi
Baca juga: 3 Bocah Terlantar, Menangis di Pasar Pagi Asemka, Dipaksa Mencuri, Mengemis dan Minum Alkohol
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, Kompol Teuku Arsya Khadaffi mengatakan, berdasarkan keterangan ketiga bocah tersebut pergi ke kolong jembatan Pasar Pagi atas inisiatif sendiri.
"Kemudian melakukan kegiatan seperti mengamen dan memulung tidak ada yang menyuruh. Dimana hasilnya digunakan untuk makan, minum susu dan membeli gitar untuk mengamen," kata Arsya menanggapi viralnya kasus ketiga bocah tersebut, Kamis (12/11/2020).
Sementara itu, terkait kondisi rambut ketiga bocah tersebut yang potongannya aneh, Arsya menyebut itu mereka sendiri yang memotongnya.
Koordinator Petugas Pelayanan Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Sudinsos Jakarta Barat, Amirullah mengatakan, saat ini dua dari ketiga bocah tersebut telah diambil oleh pihak keluarganya ke rumah mereka di Kemayoran, Jakarta Pusat.
Keduanya yakni RM (9) dan adiknya N (4).
Mereka diperbolehkan pulang setelah orangtuanya membuat surat pernyataan untuk tak kembali menelantarkan anaknya.
"Sedangkan untuk RR (10) rencananya akan dibawa ke panti sosial anak karena yang bersangkutan telah yatim piatu," kata Amirullah.
Diberitakan sebelumnya, ketiga bocah yang ditemukan menangis di kolong jembatan Pasar Pagi mengaku dieksploitasi oleh remaja tak dikenal untuk ngelem, nyabu dan mencuri.
Bahkan, mereka mengaku kerap dianiaya bila tak mau menuruti untuk mencuri yang uangnya disetorkan kepada remaja yang menyuruhnya yang disebutnya memiliki tato bintang di bagian pelipis.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Tiga Bocah yang Ditemukan PPSU di Kolong Jembatan Ternyata Bukan Korban Eksploitasi,