MUI: Jadikan Resesi Ekonomi Menjadi Peluang
Begitu pula untuk sektor ekonomi syariah yang belakangan tumbuh pesat, Azrul mengajak untuk lebih mengoptimalkannya.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah resmi menyatakan Indonesia memasuki resesi ekonomi akibat pandemi Virus Covid-19.
Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat (KPEU) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Azrul Tanjung, mengimbau umat Islam di Indonesia agar tidak putus asa dalam menghadapi resesi ekonomi yang sedang terjadi.
Menurut Azrul, resesi ekonomi tidak hanya terjadi di Indonesia.
“Saya pikir, resesi ekonomi adalah sebuah fakta yang tidak bisa dihindari dari salah satu dampak wabah Covid-19 yang sedang melanda dunia. Tentu kita semua, khususnya umat Islam di Indonesia harus bersabar dan tidak boleh putus asa dengan fakta ini. Karena resesi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi hampir semua negara yang dilanda Covid-19 mengalami hal serupa (resesi ekonomi),” kata Azrul saat dihubungi wartawan, Senin (16/11/2020).
Baca juga: Pemerintah Terlalu Percaya Diri, Resesi Ekonomi Indonesia Mengingatkan Krisis 1998
Menurut Azrul, umat Islam harus menjadi garda terdepan dalam upaya pemulihan ekonomi bangsa, melalui upaya-upaya yang lebih kontributif bagi pertumbuhan ekonomi, misalnya memaksimalkan sektor pertanian, perkebunan dan perikanan yang disinyalir tidak banyak terpengaruh dampak pandemi.
"Umat harus makin produktif dalam berbagai sektor perekonomian, karena kebijakan pembatasan sosial di sektor perindustrian di kawasan urban tidak terjadi di pedesaan yang menjadi basis produksi sektor pertanian. Hambatan produksi dan mobilitas barang antar negara akibat pandemi merupakan peluang pemenuhan kebutuhan dalam negeri dari produksi sendiri, bahkan kesempatan memperbesar volume ekspor," jelas dosen ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut.
Azrul mencontohkan sektor perkebunan kelapa sawit yang terbantu oleh lockdown nasional negara kompetitor seperti Malaysia, membuat permintaan minyak sawit Indonesia meningkat dan mengatrol harga tandan buah sawit di petani.
Kondisi serupa juga terjadi di beberapa sektor ekonomi lainnya.
"Setiap masa turbulensi ekonomi biasanya diikuti perubahan besar-besaran pada struktur ekonomi, sehingga resesi sekarang bisa menjadi peluang tumbuh kembangnya sektor ekonomi yang selama ini menempati posisi feriferal dalam perekonomian," beber Azrul yang juga kandidat doktor Ekonomi Universitas Brawijaya.
Begitu pula untuk sektor ekonomi syariah yang belakangan tumbuh pesat, Azrul mengajak untuk lebih mengoptimalkannya.
Dia meyakini, problem ekonomi bangsa saat ini merupakan ujian bagi eksistensi ekonomi syariah yang tumbuh cepat dalam dua dekade terakhir.
“Untuk itu, saya pikir, diperlukan komunikasi intens dan kerjasama antar kelembagaan di sektor ekonomi umat harus terus dibangun dan dimasifkan, sehingga menemukan rumusan-rumusan yang relevan dengan permasalahan resesi ekonomi dan bisa segera diterapkan sebagai sumbangsih dan solusi nyata umat Islam bagi pemulihan ekonomi nasional,” pungkas Azrul.