Wanita Muda Asal Tangerang yang Mayatnya Ditemukan di Dalam Koper Dikenal Ceria
Aryani sebagai anak bungsu pun mengikuti jejak ibunya itu. Dia berangkat ke Arab Saudi sebagai TKW pada medio Januari 2020.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Afryani (19) warga asal Kampung Bakung RT 004/RW 01 Desa Bakung, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, mengalami nasib yang mengenaskan. Jasadnya ditemukan dalam koper di Arab Saudi.
Ia berasal dari keluarga miskin di pesisir utara Kabupaten Tangerang.
Pantauan Warta Kota, rumahnya terlihat kecil.
Berdinding cat hijau tersekat hanya tiga ruangan. Afryani merupakan anak bungsu dari pasangan Badri (65) dan Miati (60).
"Saya sakit stroke sejak tahun 2008," ujar Badri saat dijumpai Warta Kota di rumah duka, Kronjo, Kabupaten Tangerang, Kamis (3/12/2020) malam.
Kondisi Badri pun kini sudah tak bugar lagi. Dan tidak dapat bekerja seperti biasanya.
"Kerja serabutan, semenjak sakit ya nganggur," ucapnya.
Oleh karena itu istrinya mencoba peruntungan menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri. Miati terbang ke Arab Saudi menjadi asisten rumah tangga.
"Istri saya empat tahun kerja di Arab. Pulang ke sini bangun rumah hasil dari tabungannya," kata Badri.
Aryani sebagai anak bungsu pun mengikuti jejak ibunya itu.
Dia berangkat ke Arab Saudi sebagai TKW pada medio Januari 2020.
"Berangkat dari Januari Afryani ini. Dapat kabar di sana kabur dari majikannya. Kemudian sakit dan mayatnya ditemukan dalam koper," ungkap Badri tampak sedih.
Keluarga Afryani yang tinggal di Kampung Bakung RT 004/RW 01 Desa Bakung, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, pun tak mengira bahwa nasib Afryani seperti ini.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Agus (23) yang merupakan kakak dari korban. Afryani merupakan tenaga kerja wanita (TKW) yang mayatnya ditemukan dalam koper di Arab Saudi.
"Adik saya ini padahal orangnya ceria," ujar Agus saat ditemui Warta Kota di rumah duka, Kamis (3/12/2020) malam.
Ia pun mengaku keluarga sangat terkejut mendapatkan kabar mengenai Afryani. Bahkan orangtuanya yakni Badri (65) dan Miati (60) menangis histeris.
"Kesehariannya dia itu periang. Sering bercanda juga sama teman-temannya," ucapnya.
Agus menyebut bahwa adiknya ini gemar bermain media sosial. Bahkan beberapa pekan sebelum kematiannya, Afryani sempat berkomunikasi melalui Facebook dan video call.
"Keinginan dia sendiri yang mau jadi TKW kerja di Arab Saudi. Dia lulusan SMA, setelah lulus mau langsung kerja," kata Agus.
Baca juga: Kabur dari Majikan, TKI Asal Tangerang Ditemukan Tewas di Dalam Koper di Mekkah Arab Saudi
Seperti diketahui, jasad Afryani ditemukan dalam koper di Arab Saudi. Mayatnya dibuang oleh sesama TKW ilegal.
Keluarga korban menyebut bahwa Afryani berada dalam penampungan TKI ilegal ini. Mereka menyebutnya sebagai ibu kos.
"Adik saya ini dikabarkan sakit. Padahal dia tidak punya riwayat penyakit," ujar Agus.
Agus menjelaskan Afryani beberapa pekan kemarin sempat berkomunikasi dengan adiknya itu. Bahkan kondisinya tampak segar melalui sambungan video call.
"Tiba-tiba saja dia jatuh sakit. Dia kabur dari majikannya dan lari ke penampungan ibu kos itu," ucapnya.
Di penampungan ibu kos ini, Afryani hanya menjalani pengobatan seadanya saja. Tidak dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan.
"Dirawat di rumah ibu kos itu. Sakit sesak nafas dan akhirnya meninggal dunia," kata Agus.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Kisah Pilu Keluarga Afryani, TKW Ilegal yang Mayatnya Dimasukan dalam Koper di Arab Saudi