Pengakuan Perawat-Pasien Mesum di Kamar Mandi Wisma Atlet, Polisi Dalami Sudah Berapa Kali
Pengakuan Perawat yang mesum di kamar mandi Wisma Atlet dengan pasien Covid-19, Polisi dalami sudah berapa lama dan berapa kali.
Editor: Theresia Felisiani
Apalagi saat ini banyak perawat yang sedang berjibaku bersama tenaga medis lainnya
dalam menangani Covid-19.
"Walaupun ini perilaku individu , tapi sedikit banyak ada yang mempersepsikan jelek
perawat, kita sangat mengecam perilaku tersebut," katanya.
PPNI menurut Hanif mendukung tindakan tegas yang dilakukan manajemen Rumah
Sakit yang membawa kasus perbuatan asusila tersebut ke ranah hukum.
Menurut dia, perilaku asusila tersebut selain tidak pantas juga membahayakan kesehatan karena berpotensi menyebarkan Covid-19.
"Ini kan antara yang pasien dan perawat, Covid-19 berpotensi ditularkan, jadi kita
dukung pihak-pihak berwenang melakukan tindakan tegas," katanya.
Harif Fadhillah juga mendukung langkah pihak Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma
Atlet Jakarta yang akan mengevaluasi sistem pengawasan setelah adanya temuan
perbuatan mesum antara perawat dan Pasien.
"Saya dukung langkah pihak rumah sakit yang akan mengevaluasi manajemen pengawasan di rumah sakit sudah tepat," kata dia.
Harif mengakui pengawasan perawatan Pasien Covid-19 di RS Darurat memang
tidaklah mudah.
Pasalnya tempat perawatan merupakan apartemen atau hotel yang
bertingkat-tingkat sehingga kemungkinan adanya tempat atau spot yang luput dari
pengawasan.
Belum lagi jumlah relawan tenaga medis yang banyak.
Baca juga: Perawat RSD Wisma Atlet Diduga Mesum dengan Pasien Covid-19, Kodam Jaya Serahkan Pelaku ke Polisi
"Kalau di Rumah Sakit biasa mungkin bisa terkontrol tapi kan ini apartemen atau hotel
banyak tempat-tempat yang lepas dari sisi pengawasan," katanya.
Selain manajemen rumah sakit, aspek yang harus dievaluasi agar kejadian serupa tidak
terulang, menurut dia yakni rekrutmen perawat.
Psikotes rekrutmen relawan menurutnya harus bisa menjangkau integritas dan etika perawat.
"Saya rasa Kemenkes sudah lakukan psikotes, tapi sebaiknya psikotes yang dilakukan
harus bisa menjangkau sampai arah sana (integritas dan etika), jadi rekrutmen juga
penting," katanya.(Tribun Network/bim/fah/wly)