Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengakuan Perawat-Pasien Mesum di Kamar Mandi Wisma Atlet, Polisi Dalami Sudah Berapa Kali 

Pengakuan Perawat yang mesum di kamar mandi Wisma Atlet dengan pasien Covid-19, Polisi dalami sudah berapa lama dan berapa kali.

Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Pengakuan Perawat-Pasien Mesum di Kamar Mandi Wisma Atlet, Polisi Dalami Sudah Berapa Kali 
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Petugas kesehatan menggunakan alat pelindung diri saat memberikan berkas pasien Covid-19 saat tiba di pos pemeriksaan IGD Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (16/9/2020). Gubernur Anies Baswedan pada Sabtu pekan lalu mengatakan saat ini pasien terpapar Covid-19 dengan status Orang Tanpa Gejala atau OTG akan dirawat di RSD Wisma Atlet, sebanyak 1.740 pasien Covid-19 yang dirawat inap hingga Rabu, 16 September 2020. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hubungan sesama jenis antara pasien Covid-19 dan tenaga kesehatan di RS Wisma Atlet Kemayoran dianggap sangat mencoreng serta mengejutkan banyak pihak.

Terkini, sang tenaga kesehatan mengakui berbuat mesum dengan seorang pasien yang diisolasi di Wisma Atlet.

"(Waktu kejadian) belum diketahui. Namun, yang jelas, benar perawat itu menyatakan
melakukan (hubungan badan sesama jenis dengan pasien). Kami akan dalami lagi
sudah berapa kali dan sudah berapa lama dia melakukan itu," kata Kapolres Metro
Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto di Mapolres Jakarta Pusat, Minggu(27/12).

Kombes Heru mengatakan dari pengakuan tenaga kesehatan dan pasien saat
diinterogasi keduanya melakukan hubungan sesama jenis antara laki-laki dengan laki-
laki di kamar mandi.

"Mereka melakukannya di kamar mandi ruang perawatan,"ujar Kombes Heru.

Baca juga: Pasien Wisma Atlet Sebar Konten Asusila Sesama Jenis Pakai 3 Akun Media Sosial

Polisi lanjut Kombes Heru awalnya menerima laporan dari seorang staf di Wisma
Atlet pada Sabtu (26/12) malam.

Staf tersebut kata dia melihat gambar konten porno dan percakapan di whatsapp yang diunggah di media sosial.

Berita Rekomendasi

"Dilaporkan di sini bahwa dia telah mengupload gambar konten porno dan komunikasi
chatting seks-nya yang sesama jenis," kata Kombes Heru.

Heru menambahkan, kasus ini telah dinaikkan ke tahap penyidikan.

Pelaku nantinya dapat dijerat Pasal 36 UU No 44 Tahun 2008 tentang Pornografi serta Pasal 45 ayat 1 dan pasal 27 ayat 1 UU ITE.

"Sanksi maksimal 10 tahun penjara," ungkap Heru.

Baca juga: Persatuan Perawat Kutuk Perbuatan Asusila di Wisma Atlet

Kodam Jaya sudah melakukan tes usap atau tes swab kepada pasien dan perawat
yang melakukan hubungan intim sesama jenis di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma
Atlet Kemayoran.

Hasilnya, si pasien yang tengah menjalani isolasi mandiri itu masih
positif Covid-19.

Sementara si perawat negatif. 

"Hasil tes yang oknum nakes negatif, untuk oknum pasien masih positif," kata Kepala Penerangan Kodam Jaya Letnan Kolonel Arh Herwin BS.

Herwin menyebut, oknum perawat akan segera diserahkan ke pihak kepolisian untuk
proses hukum lebih lanjut.

"Dalam proses akan diserahkan ke pihak kepolisian, ke Polres Jakarta Pusat," ujarnya.

Sementara si pasien belum diserahkan ke polisi karena hasil tesnya positif Covid-19.

Pasien itu masih akan menjalani isolasi di Wisma Atlet Kemayoran dengan pengawasan ketat.

Herwin menyebutkan, dari pemeriksaan awal, pasien dan perawat itu mengakui melakukan aktivitas mesum tersebut.

Herwin menyatakan bahwa perbuatan keduanya sangat disesalkan.

Selain telah melanggar norma susila, dampak dari perbuatan mereka berisiko terhadap penularan virus ke tenaga kesehatan lain.

"Dengan kejadian ini, maka manajemen RSD Wisma Atlet akan memperbaiki pengawasan kepada para penghuni Wisma wisma Atlet agar kejadian serupa tidak terulang," kata Herwin.

Baca juga: Geger Mesum Sesama Jenis dengan Pasien Covid-19, Perawat di Wisma Atlet Ini Diberhentikan

Sebelumnya, penanggung Jawab RSD Wisma Atlet Brigjen TNI M Saleh Mustafa juga memastikan bahwa oknum perawat yang melakukan perbuatan mesum sudah dibebastugaskan.

Kutuk Keras

Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah mengutuk
keras adanya perbuatan asusila antara seorang perawat dengan pasien di Rumah Sakit
Darurat Covid-19 Wisma Atlet Jakarta.

"Kalau saya bukan menyayangkan lagi adanya kejadian tersebut tapi mengutuk,"  kata Hanif.

Bagaimana tidak menurutnya perbuatan tersebut telah mencoreng citra profesi perawat.

Apalagi saat ini banyak perawat yang sedang berjibaku bersama tenaga medis lainnya
dalam menangani Covid-19.

"Walaupun ini perilaku individu , tapi sedikit banyak ada yang mempersepsikan jelek
perawat, kita sangat mengecam perilaku tersebut," katanya.

PPNI menurut Hanif mendukung tindakan tegas yang dilakukan manajemen Rumah
Sakit yang membawa kasus perbuatan asusila tersebut ke ranah hukum.

Menurut dia, perilaku asusila tersebut selain tidak pantas juga membahayakan kesehatan karena berpotensi menyebarkan Covid-19.

"Ini kan antara yang pasien dan perawat, Covid-19 berpotensi ditularkan, jadi kita
dukung pihak-pihak berwenang melakukan tindakan tegas," katanya.

Harif Fadhillah juga mendukung langkah pihak Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma
Atlet Jakarta yang akan mengevaluasi sistem pengawasan setelah adanya temuan
perbuatan mesum antara perawat dan Pasien.

"Saya dukung langkah pihak rumah sakit yang akan mengevaluasi manajemen pengawasan di rumah sakit sudah tepat," kata dia.

Harif mengakui pengawasan perawatan Pasien Covid-19 di RS Darurat memang
tidaklah mudah.

Pasalnya tempat perawatan merupakan apartemen atau hotel yang
bertingkat-tingkat sehingga kemungkinan adanya tempat atau spot yang luput dari
pengawasan.

Belum lagi jumlah relawan tenaga medis yang banyak.

Baca juga: Perawat RSD Wisma Atlet Diduga Mesum dengan Pasien Covid-19, Kodam Jaya Serahkan Pelaku ke Polisi

"Kalau di Rumah Sakit biasa mungkin bisa terkontrol tapi kan ini apartemen atau hotel
banyak tempat-tempat yang lepas dari sisi pengawasan," katanya.

Selain manajemen rumah sakit, aspek yang harus dievaluasi agar kejadian serupa tidak
terulang, menurut dia yakni rekrutmen perawat.

Psikotes rekrutmen relawan menurutnya harus bisa menjangkau integritas dan etika perawat.

"Saya rasa Kemenkes sudah lakukan psikotes, tapi sebaiknya psikotes yang dilakukan
harus bisa menjangkau sampai arah sana (integritas dan etika), jadi rekrutmen juga
penting," katanya.(Tribun Network/bim/fah/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas