Choirul Anam: Komnas HAM tidak Pernah Menemukan Rumah Tempat Penyiksaan Pengawal Rizieq Shihab
Komnas HAM memastikan rumor soal temuan rumah penyiksaan yang disediakan aparat untuk para anggota laskar FPI merupakan kabar bohong.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) harus berhadapan dengan berbagai hoaks yang beredar selama mendalami kasus baku tembak polisi dengan pengawal Habib Rizieq.
Salah satunya soal temuan adanya rumah yang dijadikan tempat menyiksa pengawal Rizieq hingga tewas.
Komnas HAM memastikan rumor soal temuan rumah penyiksaan yang disediakan aparat untuk para anggota laskar FPI merupakan kabar bohong.
Ketua Tim Penyelidikan dan Investigasi peristiwa bentrokan di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek antara Polisi dengan Laskar Front Pembela Islam, Choirul Anam mengatakan, pihaknya tak pernah menemukan rumah itu dalam investigasnya.
"Jadi kalau ada rumah tempat kejadian saya pastikan itu tidak benar. Saya pastikan Komnas HAM tidak pernah menemukan rumah tempat penyiksaan," kata Anam saat melakukan konferensi pers di Gedung Komnas HAM, Jakarta Pusat, Senin (28/12/2020).
Anam sendiri mengakui munculnya narasi perihal rumah penyiksaan ini muncul dua hari lalu.
Dia bertubi-tubi mendapat pertanyaan dari berbagai pihak soal informasi temuan rumah penyiksan dari Komnas HAM.
"Pertanyaan soal rumah penyiksaan itu sejak dua hari lalu secara bertubi-tubi ditanyakan kepada kami. Dan kami pastikan bahwa statement soal rumah penyiksaan tidak tepat dan tidak pernah kami sampaikan, kalau ada yang menulis berarti salah," jelas Anam.
Lagi pula kata dia, hingga saat ini Komnas HAM juga masih melakukan investigasi dan penyelidikan terkait kasus tersebut.
Baca juga: Mahfud MD: Pemerintah Tidak Akan Bentuk TGPF Terkait Tewasnya 6 Laskar FPI
Bahkan pihaknya juga belum memaparkan kesimpulan hasil investigasi kepada publik.
Hanya saja, beberapa barang bukti yang ditemukan di lapangan dipastikan telah disampaikan kepada publik.
Salah satunya temuan tujuh proyektil dan empat selongsong peluru yang saat ini masih harus dilakukan uji balistik terhadap barang-barang tersebut.
Selain proyektil dan selongsong peluru, temuan lain dipaparkan Anam dalam konferensi pers itu. Yakni temuan soal rekaman suara, CCTV, hingga pecahan kaca di lokasi kejadian.
"Sampai saat ini kami masih berproses mendetailkan semua narasi kronologi peristiwa sampai saat ini. sampai tadi malam kita masih memeriksa kembali," kata dia.(tribun network/git/dod)