Peran Vital Letda Dita, Srikandi TNI AL Pemandu Pendaratan Helikopter di RS Apung KRI Soeharso
Letda Laut Dita Ayu Wardani membuktikan bahwa seorang srikandi dari TNI AL ini bisa melaksanakan tugas vital dalam sebuah misi kemanusiaan.
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana
TRIBUNNEWS.COM, MAMUJU - Banyak yang tak tahu, di balik mendaratnya sebuah kendaraan tempur militer selalu ada peran penting seseorang di dalamnya.
Helikopter tempur misalnya, salah satu armada tempur ini membutuhkan peran dan instruksi khusus sehingga armada tersebut aman saat mendarat di mana pun dan dalam kondisi apa pun.
Peran itu patut dilakukan oleh flying deck officer atau orang yang bertugas menjadi juru parkir armada udara baik di darat mau pun di atas kapal perang.
Namun, tugas sebagai flying deck officer rupanya tak hanya bisa dilakukan laki-laki.
Baca juga: Dibantu Dokter Marinir dan Kostrad, Seorang Pengungsi Korban Gempa Sulbar Melahirkan di Posko TNI
Letda Laut (S/W) Dita Ayu Wardani membuktikan bahwa seorang srikandi dari TNI Angkatan Laut (AL) ini bisa melaksanakan tugas vital dalam sebuah misi kemanusiaan.
Dita yang sosoknya sedang viral di media sosial ini mungkin tak terlihat perannya dalam misi kemanusiaan Gempa Sulawesi Barat.
Namun, peran dan tugas Dita menjadi juru parkir helikopter di rumah sakit terapung KRI dr Soeharso ini tentu sangatlah penting dan menyangkut keselamatan banyak orang.
Tugas Letda Dita sekilas mirip halnya tukang parkir.
Baca juga: 89.624 Warga Takut Kembali, Masih Mengungsi Usai Gempa, Tanggap Darurat Bencana Sulbar Diperpanjang
Memberikan aba-aba dan isyarat dengan gerakan tangan, memberi kode kepada pilot, serta memberikan arahan posisi pendaratan dengan benar adalah tugas utama Dewi di KRI dr Soeharso.
Namun, yang membedakan juru parkir ini dengan juru parkir lainnya adalah harus punya keahlian khusus, karena mempertaruhkan nyawa mereka sendiri dan pilot yang mengendarai helikopter.
Risiko cuaca buruk yang tak bisa diprediksi karena memandu pendaratan helikopter di atas kapal perang hingga harus menahan hembusan angin dari baling-baling helikopter dan hempasan mesin helikopter mengancam nyawa Dita setiap saat.
Baca juga: TNI AU Distribusikan Logistik dan Beri Pelayanan Medis Bagi Korban Bencana Alam di Kalsel dan Sulbar
Letda Dita saat ini sehari-hari bertugas di KRI dr Soeharso tampak tenang saat memandu helikopter parkir ke atas rumah sakit terapung itu di perairan Mamuju, Sulawesi Barat.
"Setelah Kasal Laksamana TNI Yudo Margono memerintahkan agar TNI AL membentuk Satgas Bencana untuk gempa Sulbar, kami pun turut bergabung dalam satgas tersebut dan langsung bergerak melakukan kegiatan misi kemanusiaan, sampai mendapatkan perintah lebih lanjut,” kata Dita seperti dikutip dari laman Komando Armada II, Minggu (24/1/2021).
Sebagai petugas parkir helikopter atau dalam istilah kemiliteran adalah ground marshall, Dita biasanya sudah standby dan berdiri tegak di sebuah helipad sambil memberikan aba-aba visual kepada pilot.
Meski terlihat ringan, tugas Dita penuh risiko dalam pendaratan helikopter karena ia juga berpacu dengan kondisi ombak dan cuaca yang menghantam KRI dr Soeharso.
Jika salah dalam memberikan aba-aba saat memarkir helikopter, tentu bukan tidak mungkin insiden fatal akan terjadi pada helikopter dan kru hingga juru parkir yang bertugas di kapal tersebut.
Meski tak tampak, peran Letda Dita dalam misi kemanusiaan Gempa Sulbar tak terlihat banyak orang, peran seorang ground marshall patut diacungi jempol dan diberikan apresiasi setinggi-tingginya.
Satu hal yang unik adalah bahwa Letda Dita ternyata berparas cantik dan berhijab.
Foto-fotonya saat bertugas di KRI dr Soeharso yang dimuat situs Koarmada 2 hingga sejumlah akun informasi militer mengundang decak kagum netizen.
Sebagai seorang perempuan yang bertugas di Angkatan Laut, Dita membuktikan bahwa gender tak menghalangi seseorang untuk bertugas dalam misi kemanusiaan yang penuh tantangan dan berisiko tinggi.