Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keberadaan Ular Sebesar Pohon di Pintu Air Karet Masih Misteri, Petugas Cek Gorong-gorong Tiap Hari

Keberadaan ular sanca batik berukuran jumbo yang muncul di Pintu Air Karet, Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat masih misteri.

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Keberadaan Ular Sebesar Pohon di Pintu Air Karet Masih Misteri, Petugas Cek Gorong-gorong Tiap Hari
Ist via Tribun Jakarta
Ular di dekat antara Pintu Air Karet dan Rumah Susun Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (9/2/2021) 

Warga setempat yang penasaran pun masih menanti kemunculan ular tersebut.

Mereka duduk di pinggir kali sembari melihat-lihat lubang bebatuan.

Jenis sanca batik

Melihat video yang beredar diketahui ular tersebut merupakan jenis sanca batik atau sanca kembang.

Catatan Wikipedia sanca batik adalah sejenis ular dari suku Pythonidae yang berukuran besar dan memiliki ukuran tubuh terpanjang di antara ular lain.

Ukuran terbesarnya dikatakan dapat melebihi 8.5 meter dan merupakan ular terpanjang di dunia.

Lebih panjang dari anakonda (Eunectes), ular terbesar dan terpanjang di Amerika Selatan.

Berita Rekomendasi

Sanca kembang hidup di hutan-hutan tropis yang lembap (Mattison, 1999).

Ular sanca kembang ditemukan di rumah sekaligus merangkap bengkel sepatu di Cibaduyut, Kota Bandung.
Ular sanca kembang ditemukan di rumah sekaligus merangkap bengkel sepatu di Cibaduyut, Kota Bandung. (Istimewa/ tribunjabar.co.id)

Ular ini bergantung pada ketersediaan air, sehingga kerap ditemui tidak jauh dari badan air seperti sungai, kolam dan rawa.

Makanan utama sanca batik adalah mamalia kecil, burung dan reptilia lain seperti biawak.

Ular yang kecil memangsa kodok, kadal, dan ikan.

Baca juga: Ular Sanca Bersarang di Plafon WC SDN Margajaya 1 Bekasi

Ular-ular berukuran besar dilaporkan memangsa anjing, monyet, babi hutan, rusa, bahkan manusia yang ‘tersesat’ ke tempatnya menunggu mangsa (Mattison 1999, Murphy and Henderson 1997, Shine et al. 1999).

Ular ini lebih senang menunggu daripada aktif berburu, barangkali karena ukuran tubuhnya yang besar menghabiskan banyak energi.

Mangsa dilumpuhkan dengan melilitnya kuat-kuat (constricting) hingga mati kehabisan napas.

Halaman
1234
Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas