Kekurangan Air Minum, Warga Cipinang Melayu Bertahan di Posko Pengungsian Universitas Borobudur
Salah satu posko pengungsian warga Cipinang Melayu menempati sebuah masjid di kompleks Universitas Borobudur, Jakarta Timur.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ribuan warga Cipinang Melayu, Jakarta Timur, masih mengungsi usai terdampak banjir merendam pemukimannya sejak Sabtu (20/2/2021) dini hari kemarin.
Salah satu posko pengungsian warga Cipinang Melayu menempati sebuah masjid di kompleks Universitas Borobudur, Jakarta Timur.
Total, ada 694 warga yang masih mengungsi di tempat tersebut.
Posko pengungsian warga terlihat tampak sederhana dan tidak begitu besar. Mereka juga beristirahat dan tidur beralaskan tikar yang dibawanya dari rumah masing-masing.
Selain tempat untuk beristirahat, fasilitas umum untuk mandi, cuci, dan kakus (MCK) di sini juga sudah tersedia.
Mereka dapat memakai fasilitas toilet yang berada di masjid tersebut secara bergantian.
Baca juga: Banjir di Perumahan Pondok Gede Permai Surut, Warga Mulai Bersihkan Rumah dari Lumpur
Meski tidak besar, protokol kesehatan di tempat tersebut tetap terjaga. BPBD menyekat tempat istirahat mereka dengan menggunakan garis plastik yang dibagi sesuai RT masing-masing.
Umumnya, warga juga tampak mematuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker di saat tengah tidur ataupun beraktivitas.
Warga Cipinang Melayu, Muhammad Boyamin menyatakan kebutuhan di posko pengungsian dinilai masih belum memadai. Dia menyebutkan masih banyak warga yang kesulitan terhadap air minum.
"Makanan tersedia 3 kali sehari. Biasanya sih menunya ayam goreng dan minuman sih biasa standar air putih. Nah air minum itu yang susah. Suka gak dikasih jadi kita kadang beli sendiri. Jadi pas masuk posko pengungsian pada beli," kata Boyamin di posko pengungsian Masjid Universitas Borobudur, Jakarta Timur, Minggu (21/2/2021).
Boyamin juga menyatakan warga juga kesulitan terkait akses air bersih untuk MCK. Pasalnya, kamar mandi yang berada di masjid itu hanya satu yang digunakan untuk ratusan warga secara bergantian.
"Mandi itu susah, karena airnya kecil dan kamar mandinya satu dipakai ratusan warga. Ada bus toilet tapi nggak bisa digunakan warga," tukas dia.
Hingga saat ini, banjir masih meredam pemukiman warga di Cipinang Melayu, Jakarta Timur. Pada pagi tadi, ketinggian air masih berada di sekitar maksimal 1,5 meter.
Meski begitu, Petugas Damkar mengerahkan 7 unit mobil pompa penyedot air agar bisa membuat air yang menggenangi warga ke Kalimalang.
Hal itu efektif mengurangi volume air dari ketinggian semula maksimal 3 meter pada Sabtu (20/2/2021) menjadi 1,5 meter pada hari ini.