Tanggul Sungai Citarum Jebol: Warga Tidur di Truk Kontainer, Jalan ke Pantura Amblas
Sederet fakta banjir akibat tanggul Sungai Citarum jebol, 155 titik banjir, belum tersentuh bantuan, warga tidur di truk kontainer.
Penulis: Theresia Felisiani
Setelah tiga hari, banjir yang diakibatkan luapan Sungai Citarum imbas jebolnya tanggul, masih belum surut dan merendam permukiman warga setinggi satu meter.
Mirisnya, karena bantuan korban banjir di Kabupaten Bekasi itu belum didistribusikan secara merata, warga terpaksa mengungsi di kontainer truk.
Titin Hayati seorang pengungsi menceritakan awalnya para warga Kampung Bojong mengungsi di pinggir jalan utama pada Sabtu lalu.
Mereka mendirikan tenda secara swadaya lantaran tak ada bantuan dari Pemkab Bekasi.
Hingga kemudian, tanggul Sungai Citarum meluap, limpasan banjir pun merendam tenda pengungsian warga.
"Tadinya kita di sini (jalan), terus airnya naik lagi sampai setinggi mobil," kata Titin di lokasi, Senin (22/2/2021).
Beruntung, pemilik perusahaan truk yang berlokasi tak jauh dari titik banjir berbaik hati meminjamkan kendaraannya agar bisa digunakan sebagai tempat pengungsian.
"Akhirnya ada perusahaan ini baik kasi pinjem kontainer buat warga," kata Titin.
Titin menjelaskan ia dan warga korban banjir di Kampung Bojong sudah tiga hari tidur di dalam truk kontainer.
Hingga kini, belum ada bantuan dari Pemkab Bekasi terkait tenda pengungsian maupun kebutuhan logistik makanan.
Untuk makan sehari-hari, warga memanfaatkan stok seadanya atau beli lauk sendiri.
"Saya di sini sudah tiga malam. Dari pertama (banjir) udah dibuka (kontainer). Makanan nggak ada suplai (bantuan), karena akses jalan utama kemarin susah masuk," tegasnya.
Terdapat sekitar delapan truk kontainer yang dimanfaatkan sebagai posko pengungsian, kendaraan diparkir di dekat perkampungan yang aman dari banjir.
Truk kontainer besar yang digunakan sebagai posko pengungsian berupa trailer box berukuran besar, bagian penutup samping dibuka untuk akses masuk.