Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Naik Terus, Harga Cabai Rawit Merah Tembus 120.000 Per Kg

Abdullah mengatakan, normalnya harga cabai rawit merah berkisar Rp 30.000-Rp 33.000 per kilogram.

Editor: Sanusi
zoom-in Naik Terus, Harga Cabai Rawit Merah Tembus 120.000 Per Kg
Tribunnews/Irwan Rismawan
Harga cabai terus mengalami kenaikan di pasaran. Terutama pada jenis cabai rawit merah yang kini kisaran harganya mencapai Rp 100.000-120.000 per kilogram. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga cabai terus mengalami kenaikan di pasaran.

Terutama pada jenis cabai rawit merah yang kini kisaran harganya mencapai Rp 100.000-120.000 per kilogram.

"Hampir semua jenis cabai memang naik, tapi yang paling tinggi harga cabai rawit merah," ujar Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri kepada Kompas.com, Jumat (26/2/2021).

Baca juga: Sudah Terjadi Dua Pekan, Harga Cabai Rawit Merah di DIY Melonjak hingga Rp 90.000 per Kg

Abdullah mengatakan, normalnya harga cabai rawit merah berkisar Rp 30.000-Rp 33.000 per kilogram.

Itu berarti komoditas ini mengalami kenaikan harga 100 persen bila dibandingkan hari-hari biasanya.

"Jadi ini memang fase-fase enggak normal (harganya), dan ini terjadi setiap tahun," imbuhnya.

Baca juga: Ini Bahan Alami untuk Jaga Kesehatan Paru-paru, Jahe hingga Cabai Rawit

Kenaikan harga cabai sudah terjadi sejak periode pergantian tahun.

Berita Rekomendasi

Menurut Abdullah, hal ini disebabkan persoalan dari sisi produksi.

Ia menambahkan, beberapa bulan terakhir produksi cabai sangat rendah, sehingga pasokan di pasaran tak bisa memenuhi tingginya permintaan.

Dia menjelaskan, persoalan produksi tak lepas dari imbas kerugian besar-besaran yang dialami petani cabai beberapa bulan lalu saat panen raya.

Pasokan yang melimpah kala itu membuat harga cabai anjlok.

Hal itu membuat banyak petani enggan kembali menanam cabai. Akibatnya sekarang produksi komoditas pangan ini menjadi sangat rendah.

"Karena harga drop, petani enggak mau tanam lagi. Ini yang membuat produksinya kecil, jadi enggak simbang antara supply dan demand," jelas Abdullah.

Kondisi itu, diperparah dengan musim penghujan yang membuat kegiatan penanaman pun terkendala. Terlebih beberapa titik wilayah di Indonesia mengalami banjir.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas