Masjid Istiqal Dibuka untuk Tarawih dan Salat Lima waktu, Sahur dan Bukber Ditiadakan
Kabar baik, menyambut Ramadan Masjid Istiqlal dibuka kembali, jemaah dibatasi hanya 2 ribu, tidak gelar buka puasa dan sahur bersama.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menyambut bulan suci Ramadan, Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, membuka kembali kegiatan ibadah untuk masyarakat umum.
Pembukaan kegiatan ibadah ditandai dengan digelar perdana salat Jumat (9/4) kemarin.
Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof Nasaruddin Umar mengatakan, jemaah dibatasi hanya 2.000 orang atau 30 persen dari kapasitas ruang utama.
"Alhamdulillah, tadi keputusan rapat kita Istiqal sudah mulai dibuka pada bulan suci Ramadan, tetapi masih sangat terbatas. Jadi kita akan buka sampai 2.000 orang atau 30 persen dari ruang utama karena kita tidak pakai koridor," kata Nasaruddin Umar dalam konferensi pers di Masjid Istiqlal, kemarin.
Baca juga: Bambang Pamit Sebagai Menristek, Jokowi Bentuk Kementerian Investasi, Isu Reshuffle Menggema
Selama pandemi Covid-19, Masjid Istiqlal absen menggelar ibadah satu tahun terakhir.
Bersamaan dengan itu, Istiqlal juga melakukan renovasi besar.
Setelah pembangunan renovasi rampung, Masjid Istiqlal kini kembali dibolehkan untuk beribadah masyarakat pada bulan Ramadan.
Keputusan pembukaan ini, kata Nasaruddin, berdasarkan sejumlah simulasi dan berbagai kesiapan antisipasi yang diterapkan pihak Masjid Istiqlal.
Di antaranya jarak antar jemaah diatur dengan gap 2,5 meter, pada tempat wudhu juga disediakan hand sanitizer dan sabun.
Pada area tempat wudhu, pihak Masjid Istiqlal melakukan pengawasan khusus untuk menghindari adanya penumpukan orang.
"Kami sudah mengatur jarak 2,5 meter di antara satu jemaat dengan jemaat yang lain, kemudian hand sanitizer, sabun di tempat - tempat wudhu, kemudian tempat wudhunya juga kami kontrol, tidak boleh berkerumun," jelas Nasaruddin.
Baca juga: Pemerintah Terus Melobi, Hanya Allah dan Raja Arab yang Tahu Kepastian Haji 2021
Nasaruddin berharap pembukaan Masjid Istiqlal di bulan suci Ramadan bisa dijadikan contoh bagi tempat ibadah umat muslim lain di Indonesia.
Khususnya tentang bagaimana disiplin protokol kesehatan diindahkan oleh pengelola maupun para jemaahnya.
"Poin yang ingin saya tegaskan di sini, insya allah, mudah - mudahan Masjid Istiqlal ini bisa menjadi contoh untuk seluruh masjid di Indonesia bagaimana protokol kesehatan itu diindahkan," ujarnya.
Selain protokol Kesehatan yang ketat, seperti menjaga jarak dan penyediaan hand sanitizer, pihak Masjid juga menyemprot cairan disinfektan setiap malam, selepas ibadah terakhir. Sudut lokasi yang teridentifikasi kerap dijadikan tempat berkerumun juga dilakukan penyemprotan.
Namun Nasaruddin mengingatkan, masjid dibuka hanya untuk ibadah salat berjamaah, seperti salat tarawih dan lima waktu.
Sementara buka puasa dan sahur bersama, aktivitas yang biasanya pada bulan Ramadan, ditiadakan.
"Kita tidak melakukan acara buka puasa, jadi hanya dipakai untuk tarawih, salat lima waktu. Tidak ada buka puasa, tidak ada salat lain dan tidak ada sahur," katanya. (Tribun Network/Danang Triatmojo/sam)