Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Produsen Kolang Kaling di Leuwiliang Bogor Merasakan Berkah di Bulan Ramadhan Ini

Memasuki bulan Ramadan 1442 Hijriah, skitar 50 persen warga Pabangbon, Leuwiliang, Kabupaten Bogor berprofesi menjadi produsen kolang kaling.

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Produsen Kolang Kaling di Leuwiliang Bogor Merasakan Berkah di Bulan Ramadhan Ini
tribunbogor
Produsen Kolang Kaling di Leuwiliang Bogor Merasakan Berkah 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Yudistira Wanne

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Bulan Ramadhan adalah bulan penuh keberkahan, itu dapat dirasakan langsung oleh warga Pabangbon, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor yang menjadi produsen kolang kaling.

Memasuki bulan Ramadan 1442 Hijriah, skitar 50 persen warga Pabangbon, Leuwiliang, Kabupaten Bogor berprofesi menjadi produsen kolang kaling.

Produsen kolang kaling, Winda (32) mengatakan bahwa kolang kaling yang di produksi warga Pabangbon mengalami peningkatan.

Untuk bahan baku kolang kaling, menurut Winda bahan utamanya yakni buah aren yang langsung dibeli dari petani di daerah Leuwliang.

"Untuk pembelian buah kolang kaling, saya beli per satu pohonnya harganya Rp 500 ribu. Buah arennya beli dari petani," ujarnya.

Sebelum Ramadan, Winda mengaku hanya membeli satu hingga dua pohon.

BERITA REKOMENDASI

Namun saat Ramadan tiba, Winda membeberkan bahwa harus membeli banyak bahan baku utama akibat banyaknya pesanan.

"Dengan banyaknya produksi tentu saya juga menambah bahan pokok yaitu buah aren dengan menambah pembelian. Sebelum puasa hanya satu atau dua pohon sekarang beli lebih dari jumlah biasanya," tegasnya.

Sementara itu, untuk pengolahan buah aren menjadi kolang kaling menurut Winda tidak terlalu sulit.

"Caranya dilakukan secara alami buah aren yang diambil, dipotong-potong diambil buahnya, lalu dimasukan ke dalam tempat besar untuk memasaknya yang berada di tungku, lalu di rebus 2,5 jam setelah itu ditiriskan," bebernya.

"Setelah ditiriskan dikupas diambil buah arenya, setelah terkumpul lalu ditumbuk, setelah ditumbuk disortir lalu diberishkan di air mengalir setelah itu di masukan ke dalam wadah besar direndam selama dua minggu agar mekar," sambungnya.


Selain itu, Widia mengaku bahwa saat Ramadan, perminggunya dia bisa memproduksi 1 ton kolang kaling yang di pasarkan di pasar pasar tradisional yang ada Wilayah Bogor.

"Alhamdulillah produksi meningkat biasanya, saya memperoleh keuntungan Rp 500 ribu per bulan, saat Ramadan ini bisa mencapai Rp 2 juta," pungkasnya.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas