Pangdam Jaya Tegaskan Serda Nurhadi Tak Ada Kaitan dengan Pemilik Mobil yang Dikepung Debt Collector
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman menegaskan, anggota TNI yang dikepung debt collector tidak ada kaitannya dengan pemilik mobil.
Penulis: Nuryanti
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman menegaskan, anggota TNI yang dikepung debt collector tidak ada kaitannya dengan pemilik mobil.
Anggota TNI bernama Serda Nurhadi itu dikepung para debt collector saat mengantar orang sakit di gerbang tol Koja Barat, Jakarta Utara, Kamis (6/5/2021) lalu.
Saat melihat sebuah mobil dikerubungi sejumlah orang, Serda Nurhadi lalu mengambil alih kemudi dan mengantarkan warga yang sakit.
Ia tidak mengetahui jika kondisi mobil tersebut nunggak selama 8 bulan.
Baca juga: UPDATE Anggota TNI Dicegat Debt Collector: 11 Pelaku Ditangkap, Kodam Jaya Periksa Serda Nurhadi
Mayjen TNI Dudung Abdurachman menyampaikan, pihaknya telah melakukan pengecekan apakah Serda Nurhadi ada kaitannya dengan pemilik mobil.
Berdasarkan hasil pengecekan, Serda Nurhadi memang hanya berniat untuk membatu warga yang sakit.
"Setelah kita cek, rupanya tidak ada kaitannya sama sekali," ujarnya dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Kompas TV, Senin (10/5/2021).
"Karena betul-betul saudara Nurhadi hanya ingin membantu kemacetan dan masyarakat yang sedang kesulitan," jelas Dudung.
"Tidak ada maksud lain, hanya ingin menolong masyarakat," tegasnya.
Baca juga: KRONOLOGI Anggota TNI AD Diadang Debt Collector, Kodam Jaya Sebut Tak Beri Toleransi
Ia pun menyayangkan tindakan debt collector yang tidak menghargai anggotanya.
"Sangat disayangkan para debt collector tidak menghormati, tidak menghargai anggota TNI yang mencoba membawa (pemilik) kendaraan untuk dibawa ke rumah sakit," kata dia.
Pangdam Jaya lalu menegaskan, tindakan para debt collector seperti itu akan ditumpas.
"Saya sudah koordinasi dengan Kapolda, bahwa perilaku debt collector ini akan kita hentikan."
"Tidak ada karena memanfaatkan pihak tertentu, sehingga menggunakan premanisme."