Polisi Akui Kesulitan Bendung Animo Pemudik, Volumenya Terus Bertambah
Kombes Sambodo Purnomo Yogo mengakui pihaknya menemui kendala dalam membendung animo para pemudik dalam Lebaran Idul Fitri kali ini.
Penulis: Reza Deni
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo mengakui pihaknya menemui kendala dalam membendung animo para pemudik dalam Lebaran Idul Fitri kali ini.
Hal itu bisa dilihat di pos penyekatan di Kedungwaringin Kabupaten Bekasi.
"Pasukan sudah kita tambah, pos penyekatan sudah ditambah, tetapi memang kan volumenya luar biasa. Ketika kita melaksanakan penyekatan, banyak masyarakat yang tetap memaksa untuk bisa mudik dan lolos dari penyekatan tersebut, mereka juga tidak mau kita putar balik sehingga kemudian menimbulkan dan membuat kerumunan," kata Sambodo kepada wartawan, Rabu (12/5/2021).
Baca juga: Trafik Penumpang di Bandara AP I Turun 92,1 Persen Dibandingkan April 2021
Maka dari itulah, pihaknya melakukan diskresi yang meloloskan para pemudik di titik penyekatan Kedungwaringin untuk mengurai penumpukan dan kerumunan pemudik.
"Justru malah berbahaya bagi kesehatan masyarakat itu sendiri dan lagipula ada para pemudik yang membawa anak-anak dan segala macamnya," katanya.
Oleh sebab itu, kami melakukan diskresi kepolisian, untuk kemudian secara bertahap membuka penyekatan untuk kemudian mereka bisa lolos hanya sekadar untuk memecah kerumunan," lanjut Sambodo.
Meski demikian, Sambodo mengatakan dengan membuka pos penyekatan di Kedungwaringin, para pemudik juga akan tetap menemui pos penyekatan di Tanjung Pura, Karawang yang berjarak 1 kilometer.
"Ke kota mana pun ketika para pemudik itu masuk ke kota tertentu itu biasanya ada penyekatan, itulah sebabnya kita melaksanakan penyekatan berlapis dengan 381 titik di Pulau Jawa. Ini yang kita lakukan," kata Sambodo.
Lebih lanjut, Sambodo menyebut seberapa besar kekuatan dan jumlah personelnya tak akan cukup mengawasi dan mengimbau warga untuk tidak mudik.
"Intinya sebrapa besar pasukan pun yang kita butuhkan, justru kesadaran kolektif masyarakat untuk sama-sama mau mematuhi anjuran pemerintah untuk tidak mudik. Karena tidak mungkin kan kita paksa, kita dorong karena mereka bukan unjuk rasa, tetapi malam itu kita tetap persuasif dan humanis," pungkasnya.