Temui Keluarga Pemuda Meninggal Usai Vaksin AstraZeneca, Pemerintah Dengar Kronologi Versi Keluarga
Komnas KIPI, Kemenkes dan Dinas Kesehatan DKI menemui keluarga pemuda yang meninggal usai vaksin AstraZeneca, ini yang dibahas dalam pertemuan itu.
Penulis: Theresia Felisiani
Sebab, kasus seperti ini juga terjadi di negara lain yang menggunakan vaksin Astrazeneca.
"Kami sampaikan usulan untuk dibuatkan tambahan ketentuan di dalam screening untuk bisa mencegah terjadinya risiko fatalitas sebagai efek sampai dari vaksin," ujarnya.
Dalam usulannya, Anies meminta agar vaksin AstraZeneca ini hanya diberikan kepada warga berusia di atas 40 tahun.
"Karena kita ketahui, laporannya ada risiko pembekuan kalau dilakukan vaksinasi pada orang-orang yang berusia relatif muda," kata dia.
"Di beberapa negara eropa ada pembatasan usia, bahkan ada yang di atas 60 tahun" tambahnya menjelaskan.
Setelah Vaksin Astrazeneca, Trio Fauqi Mengeluh Demam, Sakit kepala dan Linu di Sekujur Tubuh
Seorang pemuda asal Buaran, Jakarta Timur, Trio Fauqi Firdaus (22) alami demam, linu, sakit kepala hingga meninggal dunia beberapa jam setelah vaksin.
Trio Fauqi Firdaus (22) merupakan pemuda asal Buaran yang bekerja di Pegadaian.
Namanya ramai diberitakan sejumlah media lantaran keadaannya setelah menjalani vaksin AstraZeneca pada Rabu (5/5/2021) lalu.
Menurut keterangan kakaknya, Viki, adiknya itu mengeluhkan demam, pusing hingga linu disekujur tubuh setelah tiba di rumah.
"Berdasarkan informasi yang diterima dari keluarga terutama ibu dan adik saya, Vika. Alhamarhum pulang bekerja pada Rabu sekitar pukul 15.30 WIB.
Dia cerita baru melaksanakan vaksin.
Selain bercerita tentang vaksin dia bercerita keluhan yang dia rasakan saat itu.
Dia merasakan sakit kepala yang luar biasa, badan sekujur tubuh, sekujur tulangnya itu berasa linu sakit dan dia mengalami demam tinggi," jelas Viki di Jakarta Timur, Senin (10/5/2021).
Lantaran tak kunjung membaik, jelas Viki, adiknya tak bisa tidur dan ditawari obat warung oleh ibunya.
Namun, Trio menolak tawaran tersebut dan sempat mengajak untuk berobat ke klinik terdekat.
"Dia sempat ngelantur, ya mungkin karena demam yang tinggi ya. Dia bilang bahwa sudah ditunggu neneknya. Terus gak bisa tidur, mencoba menghubungi temannya untuk dianter ke dokter.
"Minta anter kakaknya, Vika atas saran orang tua saya juga. Namun Vika berhalangan dan paginya baru ke klinik," lanjutnya.
Sebelum ke klinik, Trio sempat melaksanakan sahur dan berbalas pesan ke rekan kerjanya.
Namun, menjelang siang dirinya sempat kejang dan segera dilarikan ke klinik namun nyawanya tak tertolong.
"Kemudian disarankan ke RS besar. Kemudian kamis siang sudah dinyatakan meninggal. Saya tanya apa jenis vaksinnya AstraZeneca," ucap Viki.
"Keluhan lain sebelum divaksin? enggak ada. Dia menjalani aktivitas kerja, hobinya. Hari Minggunya masih ikut lomba burung dengan teman-temannya dan keluarga tidak menemukan riwayat sakit keras selama hidup almarhum," tambahnya. (tribun network/thf/Tribunnews.com/TribunJakarta.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.