Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polisi Ringkus Perempuan Dibalik Investasi Bodong Lucky Star yang Rugikan Pasutri Rp 1 Miliar 

Perempuan inisial HS ditangkap karena terseret kasus penipuan investasi bodong Lucky Star yang rugikan pasutri hingga Rp 1 miliar.

Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Polisi Ringkus Perempuan Dibalik Investasi Bodong Lucky Star yang Rugikan Pasutri Rp 1 Miliar 
Warta Kota
Tersangka investasi bodong inisial HS diringkus Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat, Selasa (8/6/2021). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Metro Jakarta Barat akhirnya meringkus seorang wanita berinisial HS.

HS terseret kasus penipuan investasi bodong dengan korban pasangan suami istri hingga mengalami kerugian uang Rp 1 miliar. 

Tersangka ditangkap karena diketahui membuka perusahaan jasa investasi abal-abal bernama Lucky Star.

Baca juga: Tertipu Investasi Lucky Star Asal Belgia, Warga Jakbar Rugi Rp 1 Miliar, Langsung Lapor Polisi 




Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Ady Wibowo mengatakan awalnya Unit Kriminal Khusus Polres Metro Jakarta Barat menerima limpahan kasus dari Polda Metro Jaya terkait investasi bodong.

Kedua korban yang merupakan sepasang suami istri KR dan HT melapor ke Polda Metro Jaya sejak Juni 2020 lalu.

Kemudian, kasus itu dilimpahkan ke Polres Metro Jakarta Barat.

"Kemudian kami berhasil tangkap seorang wanita inisial HS dimana yang bersangkutan melakukan atau manfaatkan trading forex dengan nama Lucky Star Group," ujar Ady di Mapolres Metro Jakarta Barat, Selasa (8/6/2021).

Baca juga: Polres Metro Jakarta Barat Buka Posko Pengaduan Investasi Bodong Lucky Star Asal Belgia

BERITA TERKAIT

Ady mengatakan, perusahaan yang didirkan HS itu memiliki surat izin dari Kementerian Hukum dan HAM.

Meski begitu, perusahaan yang mengaku bergerak di bidang trading forex itu tidak mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menjalankan usaha trading forex.

Hasil penyelidikan, Unit Kriminal Khusus Polres Metro Jakarta Barat menemukan bahwa perusahaan itu tidak menjalankan trading forex sama sekali.

Uang yang dikirim korban-korbannya masuk ke rekening pribadi HS.

Sehingga hal tersebut merupakan penipuan murni.

"Dalam prakteknya ini penipuan murni karena tidak ada yang ditradingkan dalam forex itu sendiri. Sehingga tersangka tampung dana dari masyarakat yang tidak dilakukan trading sama sekali," jelas Ady.

Baca juga: 7 Ekor Kambing di Serpong Hilang, Tersisa Isi Perutnya Saja di Kandang, Suhendar Merasa Dihipnotis

Dalam menggaet calon korbannya, HS menggunakan media sosial.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas