Kisah Emak Fitriani, Hidup Miskin Sebatang Kara di Jagakarsa, Anak Kabur dan Suami Meninggal
Emak Fitriani kini tinggal di Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan, di sebuah kontrakan sempit bercat hijau seorang diri.
Penulis: Choirul Arifin
![Kisah Emak Fitriani, Hidup Miskin Sebatang Kara di Jagakarsa, Anak Kabur dan Suami Meninggal](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/emak-fitriani2.jpg)
TRIBUNJAKARTA.COM - Inilah sisi lain suramnya kehidupan di ibukota Jakarta. Tidak semua warganya yang hidup di kota ini beruntung dan mendapat kehidupan yang mapan.
Seperti pahitnya pengalaman hidup yang dirasakan emak Fitriyani. Dia kini tinggal di Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan, di sebuah kontrakan sempit bercat hijau seorang diri.
Suaminya sudah meninggal. Sementara anak semata wayangnya bernama Muhammad Wahyudin (26), kini pergi entah kemana.
Ditemui di kediamanya oleh wartawan Tribun Jakarta, Satrio Sarwo Trengginas, Senin, 15 Juni 2021, tangis emak Fitriani pecah ketika bercerita tentang kepergian Wahyudin.
Sudah lebih dari setahun ini Wahyudin meninggalkannya di kontrakan tanpa ada kabar. Kehidupan emak Fitriyani kini makin terpuruk seiring dengan datangnya pandemi Covid-19.
Emak Fitriyani menyatakan, saat terakhir kali bertemu anaknya, Wahyudin berpamitan kepadanya untuk pergi ke rumah teman.
Sejak saat itu Wahyudin belum pernah pulang ke kontrakan lagi.
"Anak saya sudah lupa sama orangtuanya. Sudah 16 bulan enggak pulang. Bilangnya mau pergi ke rumah teman. Enggak pernah ngabarin saya," ujarnya seraya menangis.
![Emak Fitriani4](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/emak-fitriani4.jpg)
Sementara suaminya meninggal saat emak Fitriyani mengandung Wahyu di tahun 1995.
Ketika melahirkan, cerita emak Fitriyani, Wahyu sudah tak memiliki ayah. Kini, emak Fitriyani pun harus berjuang seorang diri untuk bertahan hidup.
Ia mengaku mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah selama pandemi Covid-19.
Namun, bantuan itu kerap dijualnya untuk membayar kontrakan.
Di tengah nasib malang yang menimpanya, emak tetap bersyukur masih bisa makan dengan seadanya.
"Dibilang susah, mungkin ada yang lebih susah lagi di bawah saya. Masih bersyukur masih bisa ketemu makan. Saya enggak lhiat yang ke atas tapi di bawah saya," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.