Husin Munir Ingin FBJP Berkontribusi Bagi Kemajuan Jakarta dan Indonesia Melalui Jalur Dudaya
Jakarta Pesisir bukan semata pesisir Jakarta. Jakarta Pesisir bukan sebatas wilayah administrasi tertentu.
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bertepatan dengan hari lahir Kota Jakarta Ke-494, sejumlah pegiat budaya mendeklarasikan organisasi Forum Budaya Jakarta Pesisir (FBJP).
Husin Munir didaulat memimpin organisasi yang bertujuan untuk mengembangkan, merevitalisasi, dan menyosialisasikan budaya Jakarta Pesisir. Sementara tokoh Jakarta Utara, Sabri Saiman, ditunjuk sebagai Ketua Dewan Pembina.
Acara deklarasi digelar dengan protokol kesehatan ketat. Peserta yang hadir dipastikan sudah menjalani dua kali vaksin dan tidak melepas masker. Mereka terpisah jarak cukup lebar dan cairan pencuci tangan disiapkan dalam jumlah banyak.
“Organisasi ini akan berupaya memberi kontribusi bagi kemajuan Jakarta dan Indonesia, melalui jalur budaya. Jakarta ini terbentuk dari karakter budaya pesisir, itu yang akan kami pertahankan,” ungkap Husin Munir usai deklarasi yang digelar di Pasar Seni Ancol, Jakarta Utara, Selasa (21/6/2021).
Husin Munir, adalah profesional senior di Taman Impian Jaya Ancol. Ia juga seorang perupa yang aktif di berbagai kegiatan seni, budaya sosial, agama, dan kepemudaan.
Husin menegaskan, Jakarta Pesisir bukan semata pesisir Jakarta. Jakarta Pesisir bukan sebatas wilayah administrasi tertentu.
“Jakarta pesisir adalah karakter budaya manusia-manusia pemberani, egaliter, terbuka, sekaligus religius,” ujarnya.
Husin Munir mengatakan, karakter budaya Jakarta Pesisir adalah karakter budaya pemenang yang rendah hati, dan santun.
“FBJP ingin menjadikan nilai-nilai dan semangat itu akan selalu direvitalisasi dan disebarluaskan ke seluruh penjuru dunia,” jelasnya.
FBJP juga didukung sejumlah kalangan termasuk kolomnis Indra Piliang, seniman Dadang Isnawan, wartawan Hardy Hermawan, Edy Budiyarso, Akmal Yusmar, Pangeran Ahmad Nurdin, serta seniman dan budayawan, Eddie Karsito.
Bergabung juga kalangan profesional, seperti Irwan Makdoerah dan Ivan Garda, serta akademisi Prima Gandhi dari Institut Pertanian Bogor (IPB).
Sementara para aktivis Jakarta Utara yang tercatat sebagai deklarator antara lain; Heru Aceel, Irsan Sukma, Sri Puji Astuti, Aji Roy, Fajar Utara, dan Ratih.